Dirinya menyebut bahwa kita harus mampu mendorong masyarakat agar mendapatkan peluang. Misalnya, dengan mengadakan hilirisisasi produk apapun yang dihasilkan oleh Bangka Belitung di Bangka Belitung.
"Jika kita tidak bisa melaksanakan hilirisasi tersebut, nilai tambah atas komoditi kita tidak ada. Misalnya, lempar singkong dan tumbuh, seperti yang dikatakan Lukman, Babel kaya dan subur tanahnya. Tapi, apa yang menjadi nilai tambah dari singkong jika tidak ada pabrik tapioka. Artinya, kesuburan tanah Babel baru bisa kita manfaatkan kalau kita bisa mengadakan hilirisasi. Nah, siapa yang bisa membaca peluang itu?" jelasnya.
Acara pengkaderan HMI ini menggaet peserta dari perwakilan cabang se-Sumatera yang berlangsung dari tanggal 5 - 13 Juli 2021 dengan mengangkat tema HMI dalam Ikhtiar Kelangsungan Kelestarian Ekologi.
Menurut Ketua HMI Cabang Raya, Adiyos Perdana, LK-2 merupakan jenjang training lanjutan pasca LK-I menuju LK-3. Tujuan acara tidak lain sebagai perkembangan kader, melalui pembinaan kader HMI agar dapat memformulasikan gagasan intelektual sebagai sumbangsih ke daerah dan negara.
"Acara ini tingkat nasional, jadi menghadirkan peserta dari seluruh cabang. Tapi karena PPKM di wilayah Jawa, peserta didominasi peserta dari cabang wilayah Sumatera," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, target digelarnya acara adalah untuk mendapatkan kader yang mampu menstimulus pergerakan dan menjadikannya rekomendasi kebijakan kepada pemerintah daerah yang sesuai dengan tema yakni ekologi terkait pertambangan dan lingkungan.
"Dari LK-2 ini nantinya akan menghasilkan rekomendasi yang ditujukan kepada pemda provinsi," pungkasnya.
Editor : Muri Setiawan