get app
inews
Aa Text
Read Next : Cerpen : Impian Kia yang Terkubur

Cerpen Tentang Kehidupan Terbaru yang Sangat Menyentuh dan Bikin Baperan

Rabu, 09 November 2022 | 18:50 WIB
header img
Kamu juga bisa mempelajari seperti apa contoh cerpen tentang kehidupan yang singkat namun bisa sampai ke pembacanya. Foto: net

3. Contoh Cerpen tentang Kehidupan Ketiga

 


Ilustrasi Motor Jadul. Foto: pexels.com/An Mai
 

 

Motor Butut Kesayangan Eyang

Karya : Aflahchintya Azka

“Eyang..., Eyang...!” Aku berteriak kegirangan, saat kulihat dari ujung gang, motor Eyang terparkir manis di depan rumahku. Aku sangat senang Eyang ke rumah, pasti aku dibawakan buah juwet kesukaanku. Rumah Eyang di kampung, halamannya luas, ditanami beragam buah dan bunga. Salah satu buah kesukaanku adalah juwet. Warnanya hitam mirip buah anggur. Rasanya manis dan sedikit asam. Eyang kakung dan Eyang putriku adalah seorang guru. Sudah dua tahun ini Eyang kakung pensiun, makanya beliau sering berkunjung ke rumahku.

Aku sudah berpesan pada Eyang, kalau ke rumah untuk selalu membawakanku buah juwet, aku pasti sangat senang. Tapi aku paling sebel dengan motor bututnya. Selain jelek, suaranya tidak enak didengar. Langkahku semakin kupercepat agar segera bisa bertemu Eyang dan tentu untuk segera menikmati buah kesukaanku. Siang-siang sepulang sekolah begini, menikmati buah juwet adalah kegemaranku sejak kecil. “Assalamu’alaikum...!” Sengaja aku keraskan suaraku agar Eyang kaget, namun tidak ada jawaban. Aku bergegas ke dapur, mencari buah juwet ke seluruh penjuru dapur. Tidak ada buah juwet. Aku kecewa. “Wa’alaikum salam,” sahut Eyang tiba-tiba dari belakang rumah. “Mana buah juwet-nya, Eyang!” tanyaku sambil cemberut. “Kok tanya buah juwet dulu, ndak tanya kabar Eyang, atau kapan Eyang datang?”

“Iya deh, bagaimana kabar Eyang, kapan Eyang datang?” “Baik, Eyang datang sebelum Mama dan Papa kamu ke kantor!” jawab Eyang sambil menghabiskan kopi dingin yang mungkin dibuat Mama tadi pagi. “Teruuus, mana buah juwet-nya?” tanyaku penasaran. “Ndak bawa...,” jawab Eyang sekenanya. “Tapi kamu jangan marah, jangan cemberut dan jangan kecewa, karena Eyang ke sini untuk menjemput kamu. Mulai besok kan kamu libur sekolah, Eyang akan ajak kamu untuk panen juwet di rumah Eyang. Selama satu minggu di rumah Eyang, kamu bisa setiap hari makan buah juwet!” “Asyiiik..., liburan di rumah Eyang!” sahut Mama dan Papa dari balik pintu. Saking sebelnya sampai-sampai aku tidak dengar kapan mereka datang. “Tapi ingat, makan buah juwet-nya jangan kebanyakan, nanti kamu bisa diare!!!” goda Papa sambil menaruh tas di atas meja.

“Eyang sangat sayang pada motor ini. Selain kenangan-kenangan yang sudah Eyang ceritakan kepadamu, motor itu adalah hadiah almarhum Ayah Eyang. Hadiah karena Eyang lulus SMA dengan nilai tertinggi. Dengan motor inilah Eyang mewujudkan cita-cita Eyang untuk menjadi guru,” Eyang menghentikan ceritanya. Ia memandang ke kejauhan, “Dulu motor itu Eyang gunakan untuk ojek. Hasilnya untuk biaya sekolah Eyang di Perguruan Tinggi. Hingga lulus dan kemudian Eyang mengajar. Dengan motor itu Eyang pergi ke daerah-daerah terpencil yang tidak bisa dilalui mobil,” jelas Eyang panjang lebar. “Nah Azka, sekarang kamu sudah tahu. Bahwa selain kenangannya, motor ini juga peninggalan Ayah Eyang yang harus Eyang jaga.

”Sudah lama aku dan Eyang berada di air terjun. Aku terus mendengarkan cerita Eyang tentang sejarah motor bututnya. Setelah Eyang puas dengan ceritanya, kami beranjak pulang. Sepanjang perjalanan pulang, kami hanya terdiam dengan lamunan masing-masing. Sampai di rumah aku mandi, shalat, dan makan malam. Kemudian membaringkan tubuh di kursi tua, di depan TV. Jalan-jalan yang seru membuatku lelah. Hingga tak terasa aku terlelap sampai keesokan harinya.

Aku terperanjat di pagi buta. Suara ribut tante, membangunkan aku dari mimpi. Aku berusaha mencari tahu apa yang diributkan. Aku cari-cari Eyang di kamarnya, tapi sudah tidak ada. Aku menuju dapur berharap ada Eyang putri, namun nihil. “Mungkin Bapak lupa tidak mengunci pagar semalam!” suara tante terdengar di samping rumah. Suaranya cukup keras. Aku bergegas mencari mereka. Rupanya semua sudah ada di sana. Eyang kakung tertegun di depan garasi. Sambil menahan penasaran, aku hampiri Eyang. “Ada apa Eyang?” tanyaku sangat pelan. “Motor kesayangan Eyang dicuri orang.”

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut