get app
inews
Aa Text
Read Next : Tim Hibah PMP ISB Atma Luhur Kerjasama dengan SMK dan KPID Babel Terkait Literasi Digital dan Media

Media dan Diskriminasi Terhadap Perempuan

Minggu, 05 Desember 2021 | 17:01 WIB
header img
Maura Nissa Oktavia, Betty Freskila, Rustina, mahasiswi jurusan Sosiologi, Semester 5, FISIP UBB.

Menurut Komnas Perempuan, pada tahun 2018 terdapat kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 406.178 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 348.466 orang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan di setiap tahunnya. Dan diskriminasi terhadap perempuan pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kekerasan terhadap perempuan. 

Diskriminasi terhadap perempuan merupakan sistem yang membuat kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban untuk memahami bagaimana perbedaan gender. Hal ini dapat dilihat melalui berbagai diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi secara nyata. Selama tidak ada laki-laki yang mendominasi perempuan, perbedaan gender bukanlah sebuah masalah. Namun permasalahannya tidaklah sesederhana yang dipikirkan, ternyata perbedaan gender tersebut telah melahirkan berbagai diskriminasi baik bagi kaum laki-laki maupun perempuan. 

Diskriminasi terhadap perempuan juga tergambar dalam hobi. Konstruksi mengenai hobi yang dibangun oleh media adalah laki-laki identik dengan hobi yang bersifat keras dan menantang. Sedangkan perempuan identik pada hobi yang berhubungan dengan kecamtikan atau rumah tangga. Sering kita mendengar celotehan yang mengarah pada anggapan hobi itu berasosiasi dengan gender. Contohnya adalah seorang perempuan yang hobi olahraga angkat beban akan diangggap aneh, tidak sesuai kodrat, atau disebut tidak bisa menjaga kecantikan diri. Padahal, hobi itu bukanlah sebuah kodrat, namun sebuah kegemaran yang bersifat unisex. 

Dalam pandangan konstruktivisme, peristiwa yang ditampilkan oleh media massa merupakan hasil kontruksi media. Dimana media massa bukan faktor tunggal yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bias gender. Secara tidak langsung media memang tidak melahirkan terjadinya ketidaksetaraan gender ataupun diskriminasi terhadap perempuan, tetapi dengan hadirnya media dapat memperkuat dan sampai memperburuk ketidakadilan terhadap perempuan. Media dikenal sebagai pemberi informasi dan hiburan untuk masyarakat serta menampilkan konten yang mendidik. Namun realitanya masih banyak terdapat konten-konten dalam pemberitaaanya mengenai ketidakadilan gender terutama diskriminasi terhadap perempuan. 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut