Sementara itu, salah satu peserta pelatihan mengatakan, sangat banyak sekali manfaat selama mengikuti kegiatan ini. Bukan hanya soal kebersihan detinasi pariwisata saja, namun mendapat ilmu baru yaitu tentang pardigma tentang pengelolaan sampah yang benar.
"Kami diajarkan paradigma baru yaitu bagaimana mengurangi faktor timbulnya sampah, cara memilah dan mengolah sampah salah satunya merubah sampah organik menjadi kompos sedangkan non organik didaur ulang untuk dijadikan kerajinan atau ikon untuk destinasi itu sendiri," kata Basrin yang merupakan perwakilan Pokdarwis dari Kabupaten Bangka Tengah.
Dirinya bersama komunitas/pengelola daya tarik wisata lainnya, setelah mendapatkan ilmu pengetahuan dari pelatihan ini telah mencanangkan dan akan fokus pada pengelolaan sampah dan tidak akan menggunakan pardigma lama lagi, yaitu dengan mengambil, mengumpulkan dan membuang sampah namun akan memilah sampah menjadi sesuatu yabg bermanfaat sebagi bentuk atraksi wisata edukasi.
Ia berharap, pelatihan kebersihan di destinasi pariwisata Provinsi Babel seperti ini, dapat terus dilakukan pada tahun berikutnya. Menurutnya, harus ada upaya khusus untuk mensosialisasikan tata kelola sampah, khususnya yang merupakan paradigma baru ini.
"Terimakasih atas dilaksanakanya kegitan ini, semoga nantinya TPA itu bukan Tempat Pembuangan Akhir tapi bisa jadi Tempat Pengelolaan Akhir," katanya.
Di tempat yang sama, sebelum berakhirnya pelatihan dilaksankan presentasi dan tugas kelompok kerja oleh peserta, yang diberikan para narasumber tentang identifikasi pengelolaan sampah di setiap daya tarik wisata.
Penutupan Pelatihan Kebersihan di Destinasi Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Tahun 2021, turut dihadiri Kasi Tata Kelola Destinasi Pariwisata, Yuliarshah dan Kasi Pemasaran Pariwisata, Anugrah Gusta Prima. (rz)
Editor : Muri Setiawan