Belajar Daring Berdampak Negatif untuk Anak? Simak Penjelasan Psikolog Ini

Muri Setiawan
Ilustrasi belajar daring.

SELAMA masa pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online (PJJ), untuk mencegah penularan virus. Namun, pembelajaran secara online atau daring, tidak sepenuhya berjalan efektif, sebab masih banyak siswa yang dilaporkan mengalami learning loss (ketertiggalan pembelajaran) imbas dari sekolah online.

Latas, seberapa besar dampak sekolah online pada anak? Psikolog Klinis Remaja dan Dewasa, Jennyfer, M. Psi, mengatakan dampak yang dirasakan akibat pembelajaran secara online tergantung pada anak itu sendiri.

Menurutnya, ada sebagian anak yang nyaman dengan pembelajaran online, tapi sebagian besar di antaranya merasa tidak nyaman. Anak-anak merasa kurang fokus ketika harus belajar online dari rumah.

“Guru tidak bisa memantau semua anaknya, jadi ada yang Cuma menyalakan kamera namun tidak fokus. Sementara orangtua juga menjadi takut karena anak tidak fokus. Ada anak yang sudah fokus tapi tetap tidak bisa menyerap dengan baik karena kemampuan anak dalam belajar itu berbeda," ujar Jennyfer, dalam Live Instagram Series ‘Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19’.

Lebih lanjut Jennyfer mengatakan, kondisi tersebut akan memengaruhi mental anak. Selain itu selama pembelajaran secara online, membuat guru banyak memberikan banyak tugas dan kondisi inilah yang membuat situasi menjadi lebih sibuk. 

Meski demikian, Jennyfer megimbau para orangtua untuk tidak khawatir secara berlebihan, sebab dengan cara yang tepat, anak masih dapat diaur dan dikendalikan.

“Kuncinya hidup harus seimbang. Pembagian waktu untuk stirahat dan bergerak harus seimbang. Sabtu dan Minggu bebaskan anak untuk melakukan aktivitas apapun. Sementara Senin sampai Jumat harus tetap sesuai dengan jadwal. Kalau tidak ada jadwal maka situasi akan rumit dan akan sulit bagi orangtua untuk mengawasi anaknya,” tambahnya.

Selain itu orangtua juga harus bisa paham dan mengerti mengenai apa yang dibutuhkan anak selama masa pandemi Covid-19. Sebab adakalanya seorang anak menjadi liar dan tidak mau mengikuti perintah dan perkataan orangtuanya.

“Orangtua harus tegas, dan menjelaskan serta memberi pemahaman. Beri anak pemahaman, beserta alasan dan contoh. Sebab saat ini banyak orangtua yang tidak sesuai antara omongan dan tindakannya. inilah yang seringkali dimanfaatkan anak sebagai senjata untuk menyerang orangtua. Berikan pemahaman dan ajak anak tersebut untuk berpikir serta berdiskusi,” ucapnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network