BELITUNG, Lintasbabel.iNews.id - Senyum simpul Mardiana terpancar dari sudut bibirnya yang tak lagi merekah. Wanita yang hampir berusia setengah abad ini, tertunduk malu sembari menyeka air mata yang perlahan jatuh membasahi pipi.
Ucapan salampun hampir tak ia balas, lantaran suaranya yang tertahan ditenggorokan yang hampir tak mampu mengeluarkan kata-kata.
Ya air mata itu, air mata yang membasahi pipinya, air mata bahagia ketika rumahnya yang berdinding papan beratap seng berlantai semen, didatangi seorang profesor muda dari Universitas ternama di Bangka Belitung, Prof. Dr Ibrahim MSi Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB), bersama Bupati Belitung Djoni Alamsyah.
"Waalaikumsalam. Masuk pak, inilah pundok kami" Ujar Mardiana sambil menunjuk kursi mempersilahkan tamunya untuk duduk, Sabtu (2/8/2025).
Mardiana adalah umak (ibu) dari Siti Maisyaroh wanita kelahiran Tanjung Pandan 19 tahun yang lalu yang dinyatakan lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Tes ( SNBT) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Program Studi (Prodi) S1 Kedokteran UBB sekaligus penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Informasi inilah yang membuat Mardiana berkaca-kaca dan tertunduk ketika mendengar putri tunggalnya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
Rasa haru, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Sedangkan Siti Maisyaroh, sang putri yang selalu berada disampingnya hanya bisa tertunduk dan sesekali tersenyum kearah tamu pembawa kabar baik tersebut.
Sebagai ibu rumah tangga dengan suami nelayan yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi dan tidak tamat sekolah dasar ini. Bingung memikirkan cara dan biaya bagi Siti yang nantinya akan merantau ke pulau Bangka.
" Allahamdulillah ya Allah, anak kami lulus, semoga ada rezeki untuk menyekolahkan nya" ujar Mardiana yang diaminkan Siti Maisyaroh.
Prof Ibrahim : UBB Akomodir Siswa Berprestasi Keterbatasan Ekonomi
Suasana haru antara ibu dan anak penerima beasiswa KIP Kuliah S1 Kedokteran UBB ini juga sampai ke lubuk hati sang rektor. Prof Dr Ibrahim.
Ia turut merasakan apa yang dirasakan ibu dan anak ini. Menurutnya apa yang dirasakan Siti pernah ia rasakan beberapa tahun silam, dimana ia yang juga terlahir dari anak petani yang juga tidak mengenyam pendidikan tinggi itu mampu mengharumkan nama orang tua melalui jalur pendidikan yang ia capai.
Itu semua karena doa orang tua sehingga ia dipercaya menjadi pemimpin di kampus peradaban ini.
Rasa haru dan bangga ini, Ibrahim tuangkan dengan memakaikan langsung almamater UBB serta menyerahkan secara simbolis KIP kuliah kepada Siti dan ibunya.
"Selamat ya ibu, Siti diterima di Fakultas Kedokteran UBB. Siti juga mendapat KIP kuliah. Jadi ibu tidak perlu memikirkan biaya. Karena kuliah nya gratis dan Siti mendapatkan uang saku 800 ribu rupiah perbulannya, sampai tamat sampai menempuh profesi dokternya" tutur Ibrahim.
Bagi Prof Ibrahim, Siti merupakan contoh tauladan bagi anak muda lainnya utuk tetap berusaha menggapai cita-cita, walau dihadapkan dengan keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan niatnya mengikuti tes SNBT PTN .
"Kami sangat bangga di tengah himpitan ekonomi keluarga masih ada anak yang mau berusaha untuk bisa sekolah tinggi. Dan ini anak daerah yang memiliki kemampuan akademik yang luar biasa," ucap Ibrahim.
Hadirnya KIP Kuliah ini, diharapkan dapat menampung dan memberi ruang bagi putra putri daerah yang berprestasi yang hendak mencari ilmu namun terbatas ekonomi.
Sehingga tidak hanya tepat sasaran tapi juga dapat menjadi wadah menempa calon pemimpin penerus bangsa yang tidak hanya menonjol di akademik namun beradap.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait
