BANGKA TENGAH, lintasbabel.id - Rendahnya persentase capaian vaksinasi Covid-19 anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Bangka Tengah, saat ini disebabkan masih banyaknya orang tua yang melarang anaknya mengikuti vaksinasi. Karana hal itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan kepala sekolah tingkat SD dan SMP se Kabupaten Bangka Tengah, di Gedung Diklat BKPSDMD Kabupaten Bangka Tengah pada Rabu (16/02/2022).
Dalam Rakor ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menghadirkan dokter anak, Wakapolres Bangka Tengah, Danramil Koba dan Perwakilan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bangka Tengah guna memberikan pemahaman kepada para kepala sekolah yang ada di daerahnya.
"Alhamdulillah hari ini kita bisa bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, khusus untuk jenjang SD dan SMP di seluruh Bangka Tengah, yang mana pertemuaan ini membahas tentang capaian vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun, karena kita di Bangka Tengah menjadi Kabupaten yang capaian vaksinasi anaknya terendah yaitu 66,10 persen, dan inilah yang membuat kita melakukan rapat koordinasi dengan semua Kepala Sekolah," ungkap Wakil Bupati Bateng, Herry Erfian pada Rabu (16/02/2022).
Menurut Erfian, hal ini merupakan bentuk sosialisasi kepada pihak sekolah untuk dapat mendata siapa saja siswa yang tidak mau divaksin, agar bisa dilakukan tindaklanjut dari permasalahan tersebut.
"Ini adalah sosialisasi agar percepatan vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun dalam beberapa waktu ke depan akan menyamai Kabupaten yang lain, karena kabupaten/kota yang lain rata-rata sudah berada diangka 90 persen dan kita masih diangka 66,10 persen," jelasnya.
Ia pun mengakui, kendala utama vaksinasi anak ini karena adanya penolakan dari orangtua/wali murid.
"Memang kendala-kendala yang kita hadapi, karena adanya beberapa penolakan dari orang tua, dan semoga dengan melakukan sosialisasi secara persuasif kepada orang tua murid, insya Allah permasalahan ini bisa teratasi," terangnya.
Dikatakan Erfian, ke depannya pihak sekolah sudah mendata siapa saja siswa yang tidak diizinkan vaksinasi, dan pihaknya siap melakukan sosialisasi secara langsung kepada orangtua/wali murid tersebut.
"Mudah-mudahan dari kegiatan ini, kita bisa tahu masalah dari masing-masing sekolah, karena ada yang capaian vaksinasi sekolahnya baru 30 persen, dari 400 siswa baru 55 yang tervaksin dan ini sudah kami minta data siapa siswa yang belum divaksin, kita akan sosialisasi kepada orang tuanya secara langsung dan semoga capaian akan menyamai kabupaten/kota lainnya," imbuhnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait