Sementara itu, tokoh masyarakat Bangka Tengah, Sahrial mengatakan bahwa PLTN bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Bangka Belitung. Wacana ini sudah sejak 2011 digulirkan.
Dikatakan Sahrial bahwa awalnya saja PT Thorcon masuk ke Bangka Tengah sudah tidak menggunakan cara yang tidak benar dengan diam-diam masuk ke Desa Baru Beriga.
"Awalnya saja PT Thorcon sudah menggunakan cara-cara yang tidak berakhlak. Maka kami sebagai masyarakat Bangka Tengah mempertanyakan hal itu. Jika Bupati saja, awalnya tidak mengetahu tiba-tiba mereka sudah masuk. Hal ini kita pertanyakan," kata Sahrial.
"Masyarakat Bangka Barat dan Bangka Selatan menolak rencana pembangunan PLTN, kenapa Bangka Tengah mau menerimanya pulau Gelasa sebagai wacana pembangunan PLTT," katanya lagi.
Sahrial mengingatkan bahwa edukasi dan sosialisasi jangan hanya yang baik-baik saja, masyarakat juga perlu diberikan informasi terkait dampak PLTN.
Hadir dalam audiensi tersebut mendampingi Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman yakni Sekda Bateng Sugianto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bidang Kemasyarakatan Wahyu Nurahkman, Staf Ahli Bidang Perekonomian, Pembangunan. dan Keuangan H. Tamimi, Kepala Bappelitbangda Bateng Joko Triadhi, Kepala Badan Kesbangpol Bateng Samsul Komar, Kepala Dinas Perikanan Bateng Imam Soehadi.
Setelah audisi selesai, Ketua Umum Forlabb Feryandi Komeng ditemani Ketua Forlabb Bateng Eka Putra menyerahkan buku PLTN Pembangkit Energi Masa Depan penulis Dr Wawan H Purwanto kepada Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait