Gaza sebagian besar terputus dari dunia luar, dimana Israel dan Mesir sangat membatasi jumlah orang dan jenis barang yang bisa masuk atau keluar.
"Faktanya, banyak pengamat menggambarkan Gaza sebagai “penjara terbuka”. Itulah situasi yang terjadi sebelum tanggal 7 Oktober, dan jika kita serius dalam mewujudkan kebebasan dan martabat rakyat Palestina, maka situasi tersebut tidak dapat diulangi lagi. Rakyat Palestina berhak mendapatkan lebih dari itu," kata Bernie.
Ditambahkan Bernie, situasi dii Gaza tidak sesederhana yang digambarkan banyak orang. Penguasa Palestina, Hamas merupakan sebuah organisasi teroris otoriter, memerintah dengan kekerasan, menimbun senjata dan bahan perang, mengenakan pajak kepada penduduk yang sangat miskin dan mencuri sumber daya untuk membangun terowongan dan roket.
Hamas terpilih dengan suara minoritas pada tahun 2006, ketika sebagian besar orang yang tinggal di Gaza saat ini bahkan belum dilahirkan atau masih anak-anak dan tidak dapat memilih.
Hamas tidak mengizinkan pemilu sejak itu. Beberapa bulan sebelum perang, ribuan warga Palestina di Gaza dengan berani turun ke jalan untuk memprotes kekuasaan Hamas sebelum mereka dibubarkan secara paksa.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait