BANGKA TENGAH, lintasbabel.id - Pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Kesehatanya mencatat sebanyak 13 desa di wilayahnya menjadi locus stunting.
"Tahun 2022 ini ada 13 desa yang menjadi locus stunting di Kabupaten Bangka Tengah, dimana angka revelansi balita stunting secara nasional kita sebesar 3,5 persen. Angka Stunting ini bisa kita cegah dengan melakukan inervensi pada anak maksimal usia 2 tahun untuk mulai memantau pertumbuhan serta perkembangan balita," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, Zulyan, pada Selasa (25/1/2022).
Menurutnya, saat ini pihaknya serius melakukan 8 langkah dalam upaya pencegahan stunting, diantaranya analisis situasi, (rencana kegiatan), Rembuk Stunting, Perwali/Perbup Peran Desa/Kelurahan, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, Sistim Manajemen Data, Pengukuran dan Publikasi Data Stunting, serta Review Kinerja Tahunan.
"Stunting ini menjadi penangan yang akan kami lakukan secara serius, mulai dari awal tahun ini. Tentunya melalui upaya-upaya mulai dari analisis situasi lokus data stunting di Bangka Tengah, hingga diskusi dengan OPD terkait dalam pencegah angka stunting ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan, selama ini pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas, ataupun dinas terkait, untuk bersama mencegah stunting, mulai dari pelaksanaan posyandu hingga sosialisasi makanan bergizi untuk ibu Hamil dan menyusui.
Kabid Kesmas Dinkes Bangka Tengah, Zulyan. (Foto : lintasbabel.id/ Rachmat Kurniawan)
Adapun 13 Desa yang menjadi locus stunting antara lain, Desa Tanjung Gunung, Desa Batu Belubang, Desa Lubuk Pabrik, Desa Kulur Ilir, Desa Sungai Selan, Desa Sarangmandi, Desa Sungai Selan Atas, Desa Romadhon, Desa Tanjung Pura, Desa Keretak Atas, Desa Melabun, Desa Kerantai, dan Desa Belilik.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait