Untuk mengenang jasanya, pada tahun 2015 didirikan Bandar Udara yang diberi nama Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin, yang sebelumnya dikenal dengan nama Bandar Udara Buluh Tumbang. Bandara ini juga menjadi Pangkalan Udara (Lanud) di Pulau Belitung.
Makam HAS Hanandjoeddin di TMP Ksatria Tumbang Ganti, Tanjungpandan, Belitung. Foto: Okezone.net/ Randy Wirayyudha.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sendiri bersama sejumlah pihak lainnya, sejak tahun 2018 hingga sekarang terus memperjuangkan agar HAS Hanandjoeddin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Kisah heroik HAS Hanandjoeddin mengilhami kita semua untuk menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang telah berkorban untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Dedikasinya dalam melawan penjajah dan mempertahankan Tanah Air adalah contoh nyata dari semangat dan tekad yang harus diwariskan kepada generasi-generasi mendatang.
Demikianlah kisah heroik HAS Hanandjoeddin melawan penjajah. Semoga perjuangan dan warisannya terus dikenang dan memberi inspirasi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait