Kisah Heroik HAS Hanandjoeddin, Pemuda asal Belitung yang Ikut Berperang Melawan Penjajah

Shindy Aulia Julianti/ Muri Setiawan/ NET Lintasbabel.iNews.id
HAS Hanandjoeddin selain jago dalam teknik mesin kemiliteran, juga sempat menjabat sebagai Bupati Belitung. Foto: Istimewa/ Sang Elang.

19 Desember 1948, Panglima Besar Jenderal Soedirman mengeluarkan instruksi kepada seluruh Angkatan Perang agar melakukan perang gerilya. Lagi-lagi, Hanandjoeddin ditunjuk menjadi Komandan Onder Distrik Militer (ODM) Pakel, Tulungagung, Jawa Timur.


Bandara/ Lanud HAS Hanandjoeddin, satu-satunya bandar udara di Pulau Belitung. Foto: Okezone.net/ Sandy Wirayudha.
 

7 Mei 1948, Perjanjian Roem-Royen ditandatangani yang isinya antara Indonesia dan Belanda sepakat menghentikan peperangan, untuk selanjutnya akan dilakukan perjanjian lanjutan yakni Konferensi Meja Bundar (KMB), di Den Haag, Belanda pada 27 Desember 1949.

Usai KMB, Pangkalan Udara Bugis Malang diserahkan Belanda kepada AURI. Hanandjoeddin kemudian ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Teknik Udara di pangkalan tersebut.

Pada tahun 1967 hingga 1972, Hanandjoeedin menjabat sebagai Bupati Belitung.

HAS Hanandjoeddin meninggal dunia di usia 85 tahun tepatnya pada tanggal 3 Februari 1995, dan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ksatria Tumbang Ganti, Tanjungpandan, Belitung. Pangkat terakhirnya adalah sebagai Perwira Menenagan di TNI AU sebagai Letnan Kolonel Pas (Purn).

Editor : Muri Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network