JAKARTA, lintasbabel.id - Gelaran ajang MotoGP yang akan diadakan di Mandalika pada 18-20 Maret 2022 terancam batal. Ini menyusul adanya kewajiban karantina yang ditetapkan pemerintah, yang dinilai cukup lama yakni selama 2 minggu. Tak main-main, ancaman pembatalan ini keluar langsung dari mulut bos MotoGP atau CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, beberapa waktu lalu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menegaskan tidak terima dengan pembatalan itu, jika Indonesia diancam terkait perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika pada 18-20 Maret nanti.
Hal tersebut ia sampaikan diawal dalam Weekly Press Briefing di kantor Kemenparekraf yang juga disiarkan secara online pada hari ini (17/1/2022).
Menurut Sandiaga Uno, Indonesia sudah menerapkan pengendalian Covid-19 sesuai aturan yang berlaku.
"Kita negara hukum yang sudah menerapkan pengendalian pandemi Covid-19 sesuai kaidah terbaik. Kita sudah best practice," ujar Sandiaga Uno dikutip pada Senin (17/1/2022)
Sehubungan dengan ancaman yang beredar, dia mewakili pemerintah Indonesia tidak terima jika diancam penyelenggaraan untuk MotoGP dibatalkan. Sandiaga mengatakan negara ini diatur oleh Pemerintah secara hukum.
"Kalau ada pihak mengancam tidak akan menyelenggarakan MotoGP karena penanganan, bangsa ini diatur pemerintah secara hukum, kita fokuskan penanganan pandemi dan kebangkitan ekonomi. Kita akan selesaikan kewajiban kita, tapi kita tidak terima diancam," jelasnya.
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan bahwa para pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN) ke Indonesia. Termasuk untuk seluruh bagian dari perhelatan MotoGP akan diterapkan dan dikembangkan travel bubble.
"Ini diterapkan menyeluruh ada periode karantina berlaku untuk kru, krew, ofisial MotoGP. Ini skema yang tepat, G20 sudah ujicobakan Desember 2021," sambung Sandiaga Uno
Melansir dari Okezone bahwa bos MotoGP atau CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta mengancam siap membatalkan balapan, bila negara yang menjadi tuan rumah melakukan wajib karantina selama dua minggu atau 14 hari.
Kini, tampaknya keputusan batal tidaknya balapan tidak hanya dipegang oleh pihak tuan rumah saja.
"Jika kami terpaksa dikarantina selama empat belas hari, jawaban kami akan jelas. Kami tidak akan pergi ke sana (ke lokasi balapan). itulah batasannya,” ujar Ezpeleta, dilansir dari Italy24News, Jumat (14/1/2022).
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait