Korban sempat coba ditenangkan, lantaran menangis dan diberikan penanganan medis.
"Kami juga obati bagian yang terluka. Setelah penanganan itu, kami bawa ke IGD Rumah Sakit Timah dan ditangani oleh tenaga medis di sana, pada saat itu. Sampai saat ini kami terus berikan perawatan atas permintaan dari orang tua apabila si anak mengalami demam," ujarnya.
"Kita fasilitasi untuk pengobatannya di rumah sakit umum, termasuk diminta rontgen kita sudah berikan pendampingan dan pembiayaan. Betul, CCTV kami rusak jadi tidak bisa dilihat dan dimonitor kejadian pada saat itu. Jadi dia ini hanya berdua bermain dengan salah satu temannya," tuturnya.
Lebih lanjut, korban saat itu sedang berada di dekat pagar sekolah dengan temannya sedang membeli jajanan es.
Arief juga membenarkan bahwa bocah tersebut juga sempat mengalami kejadian serupa meski sudah lama berlalu. Tepatnya saat sang anak masih duduk di bangku kelas dua.
"Kita coba mediasi dengan pihak keluarga dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi menurut informasi dari anak atau orang yang kita anggap tahu. Tapi nampaknya pihak keluarga tidak puas dan merasa ada sesuatu yang disembunyikan pihak sekolah dan ini juga sudah berproses di kepolisian, kita ikuti saja," ucapnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait