Cegah Paham Radikalisme, IJTI Dorong Pegiat Medsos dan Insan Pers Verifikasi Sebelum Sebar Informasi
Lebih lanjut Joko menuturkan, maka dari itu perlunya kerjasama antara pemerintah utau pengambil kebijakan kepeda insan pers, agar informasi yang diterima masyarakat sesuai dan tidak bersifat provokasi.
"Disinilah letak pentingnya kecepatan untuk mengklarifikasi agar tidak terjadi dis informasi sekaligus mematahkan false information maupun deep fake. Kita butuh kesigapan para pemilik informasi, mungkin kalo di Bangka Belitung ada Forkopimda, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan sebagainya, yang dapat menjadi sumber klarifikasi manakala ada pihak-pihak yang mencoba membangun false information ataupun deep fake di Babel," ujarnya.
Selain itu juga sangat penting peran-peran influencer yang punya kemampuan amplifikasi informasi, dapat memainkan peran penting dengan menyeleksi dan memverifikasi informasi sebelum mengamplifikasinya ke dunia maya.
"Penyebar luasan paham intoleran, radikalisme, maupun terorisme yang selama ini sering dilakukan dengan balutan ujaran-ujaran kebencian terhadap Negara maupun konstitusi, eksploitasi dan framing atas insiden atau fenomena, sudah begitu massif di media sosial," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait