Tahun masehi memiliki perjalanan yang panjang saat dibuat oleh bangsa Romawi kuno, namun pertama kali diciptakan oleh seorang biarawan katolik bernama Dionisius Exigus pada tahun 527 masehi. Perhitungan tahun yang menggunakan kelahiran Nabi Isa Alaihissallam sebagai permulaan tahunnya. Penamaan masehi diambil dari pengisbatan atas Al Masih.
Dikutip dari kanal YouTube Hastag TV, penanggalan masehi tersebut dinamakan Anno Domini (AD) yang berarti "tahun tuhan kita" yang berasal dari bahasa Latin. Pada awal mula kalender tersebut dibuat hanya terdiri dari 10 bulan, tanggal pertama bukan 1 Januari, melainkan 25 Maret, karena diyakini kelahiran Nabi Isa waktu itu terjadi saat 25 Maret.
Namun, karena kurangnya bukti yang akurat serta terjadinya perbedaan tanggal dengan musim di setiap tahun membuat banyak ilmuwan yang memperbaiki sistem penanggalan dari Dionisius Exigus tersebut.
Berkembangnya sistem penanggalan masehi dari bangsa Romawi yang saat itu dipimpin oleh Julius Caesar, membuat bangsa Romawi menamakan bulan yang dikaitkan dengan nama-nama dewa yang dianutnya kala itu.
Misalnya dewa Mars, dewa Maia, dewa Juno. Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November, dan December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Sementara untuk bulan April yaitu ketika musim semi, bangsa Romawi menyambut dengan sukacita sehingga disebut saat itu Aprilis dari kata Aperiri yang berarti cuaca yang nyaman.
Namun, penanggalan tersebut memiliki selisih 60 hari untuk kembali ke bulan Martius (berdasarkan musim), maka 30 hari pertama diberi nama Januarius yang dikaitkan dengan dewa Janus, dewa yang bermuka dua, yang menatap ke arah masa depan dan masa lalu sehingga ditetapkan sebagai awal tahun. Lalu 30 hari berikutnya dikaitkan dengan dewi Febria, dewi kasih sayang dan cinta kasih, sehingga terdapat hari valentine pada bulan tersebut.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait