Deretan 5 Wisata Pantai Babel yang Hancur Akibat Tambang Timah, Nomor 3 Tinggal Cerita

Joko Setyawanto
Landskap destinasi wisata pantai di Babel rusak akibat tambang timah. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Joko Setyawanto.

PANGKALPINANG, lintasbabel.iNews.id - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dikaruniai landskap pantai yang sangat indah, dan beberapa diantaranya sempat menjadi icon wisata pada beberapa dekade yang lalu. Sayangnya, keindahan pantai-pantai tersebut hancur akibat eksplorasi tambang timah yang terjadi.

Berikut deretan destinasi wisata pantai favorit yang rusak akibat tambang timah dan sudah dilupakan keberadaannya oleh masyarakat Babel sendiri.

Deretan Wisata Pantai Babel yang Hancur Akibat Tambang Timah

1. Pantai Romodong


Gerbang masuk ke kawasan Pantai Romodong Belinyu, Kabupaten Bangka. Foto: Backpacker Jakarta.
 

Pantai iconik ini sempat sangat populer dikalangan masyarakat Babel pada era tahun 80-an hingga menjelang tahun 2000-an. Gerbang batu granit alami ukuran raksasa mengapit jalan masuk ke destinasi yang terletak di utara pulau Bangka ini.

Lokasi ini selalu menjadi favorit bagi wisatawan domestik dan kegiatan study tour yang kala itu sering dilakukan sekolah-sekolah di Babel. Bencana datang, saat kawasan ini ditambang secara brutal sehingga saat ini, bahkan nyaris tidak ada lagi orang yang sekedar membicarakan keberadaan pantai iconik ini.

2. Pantai Matras


Salah satu spot foto di kawasan Pantai Matras. Foto: Ist/ Surtam A. Amin.
 

Letaknya yang terbilang sangat dekat dengan kota Sungailiat, ibukota kabupaten Bangka membuat pantai ini menjadi salah satu destinasi pilihan bahkan favorit bagi masyarakat Bangka untuk berplesiran.

Selain memiliki pemandangan alam yang luar biasa indah, pantai ini juga menjadi rumah bagi ratusan nelayan yang setiap harinya memasok ikan segar hasil melaut untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat kota Sungailiat dan sekitarnya.

Ikan tangkap segar ini juga menjadi salah satu alasan wisatawan untuk berkunjung ke pantai Matras. Menikmati ikan bakar segar ditepi pantai eksotis sangat cocok sangat identik dengan pantai Matras kala itu.

Ketika rencana penambangan masuk ke pantai Matras, masyarakat nelayan sempat bergejolak dan melakukan berbagai upaya penolakan. Namun upaya warga berjuang bertahun-tahun akhirnya goyah. Alhasil kini pantai Matras sudah tidak lagi dilirik, bahkan warga sekitar pun memilih berwisata ke tempat lain.

3. Pantai Batu Ampar


Pantai Batu Ampar terletak di Desa Air Anyir Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Kini, pantai ini hanya tinggal cerita karena sebagian besar warga di Pulau Bangka karena sudah rusak oleh tambang timah. Foto: net.
 

Di era tahun 90-an, pantai Batu Ampar sempat menjadi tempat favorit untuk camping, mancing dan memukat ikan.

Sesuai namanya, destinasi yang sudah dilupakan masyarakat ini, dulunya dipenuhi dengan hamparan batu granit hitam, berbaur dengan pasir putih dan rindang hutan pantai. 

Setelah diserbu aktifitas penambangan timah, pantai favorit yang terletak di Desa Air Anyir kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ini benar-benar hilang tak berbekas, dan hanya menyisakan kenangan bagi generasi tahun 60-an hingga awal 80-an.

4. Pulau Putri


Pulau Putri, destinasi wisata yang ada di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka. Pulau ini sangat cocok bagi pengunjung yang ingin menyelam atau snorkling. Sayang, keindahan karangnya kini sudah rusak. Foto: Net.
 

Pulau kecil yang terletak di kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka ini sempat viral dan ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun manca negara. 

Geliat wisata pulau Putri juga pernah menjadi sumber penghasilan bagi nelayan setempat yang menyediakan jasa penyeberangan ke pulau mungil ini.

Arogansi beberapa kapal isap produksi disinyalir membuat rusaknya terumbu karang disekitar pulau Putri sehingga tertutup lumpur sendimentasi aktifitas penambangan timah.

Rusaknya spot diving yang menjadi salah satu andalan wisata pulau Putri mengiringi tenggelamnya minat wisatawan mengunjunginya.

5. Pantai Parai Tenggiri


Pantai Parai Tenggiri dulu menjadi wisata andalan di Babel. Kini tempat ini sudah mulai sepi, salah satu penyebabnya adalah para pengunjung dan tamu hotel tidak lagi bisa menikmati keindahan air laut yang dulu jernih. Foto: Net.
 

Pamor Parai Tenggiri sebagai resort unggulan Babel sudah tidak setenar dulu lagi. Dimasa jayanya, Parai Tenggiri dengan The Rock Islandnya yang iconik benar-benar menjadi mahkota pariwisata negeri Laskar Pelangi, jauh sebelum orang mengenal keindahan pulau Belitung.

Resort dan hotel yang dibangun dikawasan ini perlahan mulai dilupakan. Tidak ada lagi air laut yang jernih, namun kini sudah berubah keruh dan berlumpur akibat maraknya aktifitas penambangn timah di dekat kawasan pantai ini.

6. Pantai Tanjung Pesona


Pengelola Pantai Tanjung Pesona tidak lagi mengandalkan wisata alamnya untuk bertahan dari gempuran tambang timah. Mereka hanya menjual tempat penginapan dan penyewaan gedung pertemuan. Foto: Backpacker Jakarta.
 

Senasib dengan Parai Tenggiri, Resort dan Hotel Tanjung Pesona juga tidak lagi menjadi pilihan utama berwisata ke Bangka Belitung. Beruntung tempat wisata ditepi pantai ini masih sering dijadikan lokasi kegiatan pemerintahan dan menggelar event-event yang sesekali dapat mendongkrak tingkat huniannya.

Namun, geliat usaha Tanjung Pesona bukan lagi digerakkan oleh wisatawan yang memang ingin berwisata, apalagi untuk diharapkan menjadi magnet pariwisata manca negara.

Dalam beberapa kesempatan, pihak pengelola sudah beberapa kesempatan pernah melonrahkan keluhan atas aktifitas penambangan laut didepan resort ini, namun tidak pernah digubris oleh pengambil kebijakan maupun pelaku pertambangan.

Bangka Belitung kini hanya punya pulau Belitung yang lautnya masih relatif terjaga dari cengkraman gurita pertambangan timah. Namun tidak ada jaminan selama IUP pertambangan belum dicabut atau tidak diperpanjang setelah habis masa berlakunya pada 2025.

Perda zonasi (RZWP3K) rasanya tidak cukup kuat untuk membentengi potensi wisata bahari Pulau Belitung.

Seperti apa nasib sektor kepariwisataan Babel akan ditentukan oleh itikad baik pemerintah dan kesadaran masyarakat, bahwa karunia Tuhan untuk Bangka Belitung bukan hanya pasir timah.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network