BAKHMUT, Lintasbabel.iNews.id - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg memprediksi Kota Bakhmut akan segera jatuh ke tangan Rusia dalam beberapa hari kedepan. Hal ini didasarkan pada peningkatan pengerahan pasukan Rusia yang jumlahnya jauh melampaui personel pertahanan Ukraina di wilayah ini.
Pertempuran memperebutkan Kota Bakhmut semakin memanas dalam 1 bulan terakhir. Militer Ukraina yang berhasil membebaskan kota strategis ini lewat serangan balik pada akhir tahun lalu, tidak ingin kehilangan kendali atas salah satu kota yang terletak di wilayah Donestk Oblast ini.
Meski dipertahankan mati-matian oleh pasukan Ukraina, Sekjen NATO Jens Stoltenberg memperkirakan pasukan Rusia yang terus berdatangan dalam jumlah berlipat ganda akan sangat sulit untuk dibendung dan Bakhmut akan segera dikuasai Rusia lagi.
Meski memprediksi Bakhmut akan jatuh, namun menurut Stoltenberg hal ini bukan sesuatu yang penting dan bukan pula menjadi momentum titik balik peperangan yang sudah berlangsung setahun lebih ini.
"Apa yang kita lihat bahwa Rusia menempatkan lebih banyak prajurit, lebih banyak pasukan. Walaupun pasukan ini sangat miskin kualitas, Rusia mencoba untuk meningkatkan kuantitas," kata Stoltenberg, Rabu (8/3/2023).
Senada dengan Stoltenber, lembaga penelitian, The Institute for The Study of Wars (ISW) dalam laporan hariannya pada 7 Maret 2023 menyebutkan, besar kemungkinan Bakhmut akan jatuh (ke tangan Rusia) namun tidak akan memberikan dampak apapun terhadap pertempuran.
ISW meragukan kapasitas pasukan Rusia yang saat ini menggempur Bakhmut untuk dapat melanjutkan agresi ke wilayah Ukraina lainnya.
"Pasukan Rusia kemungkinan besar tidak memiliki kekuatan mekanis yang diperlukan untuk maju melampaui Bakhmut, dan 'detasemen penyerangan' taktis yang digunakan dalam penyerangan terhadap Bakhmut kemungkinan besar tidak dapat melakukan manuver perang," ungkap laporan harian ISW tersebut.
Sebelumnya, pada Senin 6 Maret 2023, Sekretaris Kementerian Pertahanan AS, Lioyd Austin mengatakan bahwa jatuhnya Bakhmut tidak akan menjadi kemunduran yang signifikan bagi militer Ukraina.
Menurut Lioyd, pertahanan kota Bakhmut lebih bernilai simbolik sehingga Ukraina mencoba untuk mempertahankannya ketimbang nilai strategisnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait