Banyak yang percaya hewan itu bertahan hidup dengan “prasadam”, yakni sajian suci nasi dan gula merah yang diberkati dan disucikan oleh para pendeta kuil.
Akan tetapi, Bhat mengatakan dia tidak mendukung klaim itu. “Karena ada banyak ikan di danau,” ucapnya.
Pada saat pemakamannya, bangkai buaya itu dihiasi dengan bunga dan diberkati oleh pendeta sebelum dibawa melewati kerumunan pelayat. Babia digotong di atas hamparan daun kelapa yang diletakkan di atas tandu dan kemudian dikubur di kompleks kuil.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait