Referendum di dua wilayah ini juga sudah pernah digelar oleh Rusia pada bulan Mei 2014. Dimana opsi yang ditawarkan dalam jajak pendapat tersebut hanya berupa keinginan untuk memisahkan diri dari Ukraina tanpa opsi bergabung dengan Rusia.
Sejak pertama bergulir wacana referendum pencaplokan wilayah ini, sejumlah pemimpin dunia terutama negara-negara Eropa barat, Amerika, san nwgara-negara Baltik sudah menyatakan tidak akan memgakui hasil pseudo referendum buatan Rusia ini. Diantaranya presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut referendum tersebut sebagai sebuah upaya ilegal yang bertentangan dengan hukum internasional.
“Amerika Serikat tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah kedaulatan Ukraina,” kata Presiden AS Joe Biden pada 29 September.
Sementara itu, militer Ukraina terus meningkatkan serangan balik dalam upaya merebut kembali wilayah termasuk Crimea yang kini tengah dikuasai Rusia.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait