"Tradisi Tatung atau Pat Ngiat Pan ini merupakan tradisi yang sudah sangat lama khususnya agama Konghucu dan Tridharma juga. Jadi kami melaksanakan bulan 8 ini adalah bulan kebesaran para Dewa Dewi, berharap para umat itu mengikuti ajaran para Dewa Dewi ini, ajaran tentang kebaikan belas kasih. Intinya mengenai tentang kebaikan, kesetiaan dan membela hal-hal yang baik dan benar," katanya.
Tjong khion Fo juga menambahkan, kegiatan tradisi warga keturunan Tionghoa yang merupakan adat istiadat para leluhur dilaksanakan setiap tahun dikelenteng Fuk Tet Miao. Tujuannya supaya umat selalu ingat tetang ajaran kebaikan dari para Dewa Dewi yang pernah hidup di masa lalunya dan mengajarkan suatu kebaikan untuk umatnya.
Salah satu tokoh masyarakat Tionghoa Bangka Belitung Hermanto Phoeng atau kerap disapa Aliong mengatakan, selain tradisi atau adat yang harus dilestarikan, dirinya berharap tradisi Tatung yang ada di Bangka Belitung ini dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bangka Belitung, khusunya di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
"Kegiatan tradisi Tatung ini dengan harapan dapat menarik wisatawan domistik dan manca negara untuk datang ke Bangka Belitung, supaya perekonomian di Belinyu ini khususnya semakin baik, terutama tingkat hunian hotel dan kuliner-kuliner yang ada di Belinyu," kata Aliong.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait