Aksi kemanusiaan yang dikelola Ahyudin ini berorientasi pada amal (charity) dan dengan memberdayakan sumberdaya lokal (local sources).
ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
Setelah hengkang dari ACT, pria kelahiran 11 Oktober 1966 ini kemudian mendirikan organisasi lain bernama Global Moeslim Charity. Ia menjabat sebagai Presiden di organisasi tersebut, yang tertulis juga di bio akun Instagram Ahyudin, @ahyudingmc.
Selain sebagai Presiden GMC, Ahyudin juga menjadi pendiri sejumlah lembaga donasi lainnya, selain ACT, yaitu Global Wakaf, Global Zakat, dan Global Qurban ACT. Ia juga merupakan pendiri Masyarakat Relawan Indonesia atau MRI.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait