PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Kehilangan seorang jenderal yang notabene merupakan puncak rantai komando militer dalam sebuah pertempuran tentu merupakan pukulan telak yang dapat menurunkan moral prajurit. Terlebih dalam perang modern yang umumnya menempatkan seorang jenderal jauh dari jangkauan tembak musuh.
Komando pertempuran umumnya disampaikan kepada pasukan di medan pertempuran melalui radio atau perangkat komunikasi canggih tanpa harus menghadirkan fisik pemimpin ditengah-tengah pasukan.
Hanya Putin dan Kremlin yang tau pasti mengapa dalam invasi Rusia ke Ukraina, ada begitu banyak jenderal yang berada didekat pasukan lapangan sehingga rentan menjadi target serangan musuh.
Terbaru, Ukraina melalui akun twitter "Defence of Ukraina" kembali mengklaim telah menewaskan satu lagi jenderal Rusia yang diidentifikasi sebagai Letnan Jenderal Yakov Rezantsev, salah satu jenderal yang kepercayaan Presiden Vladimir Putin.
Ironisnya, Letjen Yakov Rezantsev merupakan salah satu jenderal Rusia yang pernah menyampaikan pada pasukannya, bahwa operasi militer khusus menaklukkan Ukraina hanya akan berlangsung dalam beberapa jam saja, dan tidak akan lebih dati 72 jam.
Nyatanya, setelah satu bulan membombardir Ukraina, justru Rezantsev mencatatkan diri sebagai jenderal ke-6 yang gugur di Ukraina usai menjadi sasaran rudal di pos komando wilayah selatan Ukraina.
6 jenderal yang gugur terdiri dari 4 Mayor Jenderal Rusia, 1 Mayor Jenderal Chechnya, dan 2 Letnan Jenderal Rusia. Jumlah ini melampaui kehilangan jenderal Rusia dalam perang 10 tahun di Afganistan.
Editor : Muri Setiawan