Nasir Abas yang kini aktif membantu Densus 88 Anti Teror Polri dan BNPT ini, sejak usia 18 tahun, sempat malang melintang terlibat erat dengan gerakan terorisme diberbagai negara, termasuk Afganistan, Filipina, Malaysia dan Indonesia. Sebelum akhirnya ditangkap dan dipenjara selama 11 bulan di Indonesia.
Berbekal pengalaman selama menjadi bagian dari berbagai gerakan radikal terorisme lintas negara ini, Nasir Abas kemudian mengambil peran penting dalam upaya pengungkapan jaringan terorisme di tanah air, termasuk upaya deradikalisasi para napi, mantan napi, beserta keluarga terduga terorisme.
Dalam kesempatan kunjungannya ke Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu, Nasir Abas berharap seluruh masyarakat termasuk warga negeri Serumpun Sebalai untuk ambil bagian menjaga generasi anak bangsa agar tidak menjadi korban penyebaran paham ajaran intoleran dan radukalisme yang merupakan benih dari gerakan terorisme.
"Terorisme atau radikalisme itu bukan main-main, dan itu faktanya ada di Indonesia. Oleh karena itu, kita ingin menjaga generasi ini khususnya generasi anak bangsa yang ada di Bangka Belitung ini tidak terpapar dalam praktek intoleransi, karena itu akan membahayakan diri mereka dan juga masyarakat sekitar. Kita tidak ingin ada yang ditangkap lagi lah, ya memang sudah ada beberapa orang yang ditangkap di Bangka Belitung ini," kata Nasir Abas.
Editor : Muri Setiawan