Program selanjutnya adalah pengembangan ekonomi lokal berbasis kearifan lokal. Dia menekankan pentingnya pemberdayaan UMKM, pengelolaan hasil tambang secara bijak, dan pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dan alam Bangka.
“Potensi daerah harus dikelola dengan optimal untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat terkait tambang timah harus jelas, karena kan kita tau selama ini penopang ekonomi warga kita sebagian besar di tambang. Kita aturlah dimana mereka berusaha (menambang). Nelayan, pariwisata, UMKM, juga harus diperhatikan, jangan sampai saling berbenturan dengan sektor lain kayak tambang. Bagaimanapun mereka adalah warga kita, keluarga kita, harus dicarikan jalan keluarnya," ujar Yeri.
Selanjutnya, program ketiga adalah infrastruktur yang merata dan berkelanjutan. Dalam programnya, Yeri juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal. Infrastruktur yang memadai dinilai menjadi kunci utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Saya masih menjumpai di sebuah perkampungan ada warga yang kesulitan akses jalan, karena tidak memiliki jembatan. Tidak panjang, paling 3 meter, dan mereka pun mintanya cukup pakai kayu saja dulu, itu pun masih belum terlealisasi, kan miris. Padahal kalau akses lancar perekonomian jadi bangkit, efisien, biaya transportasi jadi lebih gampang dan murah. Kan bisa kita koordinasi dengan perusahaan salah satunya sawit untuk bangun jembatan, atau pengusaha kita ajak urunan gotong royong bantu akses, ini yang belum dilakukan," katanya.
Editor : Muri Setiawan