Kasus Dugaan Perintangan Penyidikan Korupsi IUP PT Timah, 5 Orang Bersaksi di Sidang Toni Tamsil

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Toni Tamsil tampak dengan seksama menyaksikan persidangan kasus yang menjerat dirinya di Ruang Sidang Garuda Pengadilan Negeri (PN) Kota Pangkalpinang, Rabu (3/7/2024). Dengan mengenakan kemeja berwarna abu-abu dan celana warna hitam, sesekali Toni Tamsil berbicara dengan penasehat hukumnya.
Sidang ketiga dengan nomor perkara: 6/Pid.Sus-TPK/2024/PN Pgp, semula dijadwalkan pada pukul 09.00 WIB, namun baru dimulai pukul 13.00 WIB menunggu tim JPU lengkap.
Sidang dipimpin oleh Sulistiyanto Rokhmad Budiharto selaku Ketua Mjelis Hakim, dan Warsono dan Dewi Sulistiarini selaku hakim anggota. Kali ini agenda sidang adalah mendengarkan keterangan 5 orang saksi fakta yang dihadirkan oleh JPU dalam hal ini adalah Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung) RI.
Toni Tamsil pada hari ini menghadiri sidang ketiga terkait kasus dugaan korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk, tahun 2015-2022. Dia sendiri ditetapkan sebagai terdakwa dengan dakwaan perintangan penyidikan atau Obstruction of Justice).
Kelima orang saksi yang dihadirkan adalah Andevi selaku istri terdakwa, Tasmin Tamsil kakak terdakwa. Kemudian 2 orang karyawan CV MAL yakni Yuliana dan Gustini, serta Wilson selaku Ketua RT.
JPU dalam persidangan mencecar para saksi seputar kronologi pengungkapan kasus, mulai dari penggeledahan toko, dokumen dan uang tunai Rp1 miliar.
"Apakah saudara saksi datang saat penggeledahan toko bersama dengan terdakwa? Lalu apakah saudara diperlihatkan surat perintah penggeledahan?," tanya JPU.
"Gak ada, saya datang ke situ sendiri, infonya toko dibongkar. Saya tidak diperlihatkan surat (penggeledahan) itu. Lalu penyidik bilang suruh Toni datang ke sini, bilang untuk kooperatif. Lalu saya telpon Toni, 15 menit dia baru datang," jawab Tasmin Tamsil.
JPU juga menanyakan kepada Yuliana perihal mobil yang terparkir di rumah terdakwa.
"Saudara saksi tau mobil Xpander? Itu milik siapa? Terus di dalamnya apakah saudara tau apa isinya?," tanya JPU.
"Mobil Xpander itu punya CV MAL, saya taunya di dalam mobil ada kotak tapi gak tau apa isinya. Saya baru tau kalau itu dokumen, saat pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik. Saya lalu diperintahkan membawa mobil itu ke rumah terdakwa, saya parkirkan di belakang rumah, lalu saya disuruh pakai mobil Swift," kata Yuliana, karyawan CV MAL.
Terkait uang tunai Rp1 miliar yang dipertanyakan oleh JPU dan hakim, istri terdakwa mengatakan bahwa dia hanya diminta menyimpan uang tersebut ke dalam brangkas di rumah oleh terdakwa.
"Saya diminta suami saya memasukkan uang itu ke brangkas, saya gak ngitung berapa jumlahnya. Lalu, saat penggeledahan di rumah, penyidik minta untuk membuka brangkas. Saya bilang tunggu suami dulu. Setelah suami datang, brangkas baru dibuka oleh suami saya," tutur Adevi, istri terdakwa.
Kesaksian dari Yuliana, bahwa uang tersebut adalah milik seseorang bernama Albani.
Selain itu, hakim juga mempertanyakan handphone milik terdakwa yang rusak.
"Saudara saksi tau kalau hp terdakwa rusak?," tanya hakim.
"Saya tidak menyaksikan kondisinya langsung. Cuma, dari ceritanya kalau hp itu saat penggeledahan di toko tidak dibawa terdakwa. Setelah dari toko, terdakwa pergi ke rumah Ajui untuk ambil hp. Setelah itu baru pulang ke rumahnya," ujar Tasmin Tamsil yang juga adalah kakak kandung Toni Tamsil.
Senada dengan Tasmin, istri terdakwa juga tidak mengetahui perihal hp terdakwa tersebut.
"Saya baru tau kalau itu (HP) rusak saat diperiksa penyidik, dikasih lihat, layarnya pecah," tutur Andevi istri terdakwa.
Menariknya, Ketua RT Wilson mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah diperlihatkan surat perintah penggeledahan.
"Apakah saudara saksi diperlihatkan surat perintah penggeledahan? Kan saudara hadir saat itu?," tanya hakim.
"Iya saya hadir menyaksikan, tapi tidak ada dikasih surat perintahnya. Saya cuma RT di rumah, di toko beda RT," kata Wilson.
Penasehat hukum terdakwa Toni Tamsil, Jhohan Adhi Ferdian mengungkapkan bahwa keterangan para saksi justru meringankan kliennya.
"Ini yang jelas, saksi yang hari ini kami anggap meringankan, bahwa terdakwa itu tidak melakukan perintangan saat Kejagung melakukan penyidikan," kata Jhohan.
Jhohan menyebut bahwa kliennya tidak mengetahui sama sekali apa isi dalam mobil Xpander yang berada di rumahnya.
"Terdakwa ini dititipi mobil, dan dia tidak tau isi di dalamnya. Dokumen-dokumen apa di dalamnya tidak tau. Kuncinya kan bukan terdakwa yang pegang, bukan juga istrinya yang pegang. Itukan ditaruh saja di mobil, oleh perwakilan saksi dari CV MAL tadi. Jadi, selama mobil itu di dalam tidak pernah diperiksa dokumen apa. Dan wajar dokumen ada di mobil. Dan wajar juga abangnya (Tamron alias Aon_red) nitipkan mobil ke adiknya," ujar Jhohan.
Sidang hari ini berakhir pukul 18.00 WIB dan akan dilanjutkan Kamis (4/7/2024) pada pukul 08.00 WIB.
Kasus dugaan korupsi IUP PT Timah ini sendiri, setidaknya menyeret 22 orang, dimana salah satunya adalah Toni Tamsil dengan perkara perintangan penyidikan. Total kerugian negara akibat kasus ini mencapai Rp300 triliun.
Terdakwa Perintangan Penyidikan:
22. Toni Tamsil alias Akhi (TT)
Editor : Muri Setiawan