Kata dia, di beberapa wilayah di Kota Pangkalpinang terdapat Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berpotensi tergenang banjir.
"Seperti di Taman Sari, ada 80 persen TPS di sana berpotensi banjir saat hujan. Kita akan ke lapangan lihat TPS-nya, cari solusinya. Titik TPS yang direkomendasikan BPBD berpotensi dan rawan bajir tolong dicek," ujarnya.
Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik (SAS) Babel, Dr.H.Iskandar, M.Hum ikut menyoroti persoalan iklim yang terjadi belakangan ini. Dia meminta pihak penyelenggara termasuk Bawaslu untuk bisa mengantisipasi titik-titik TPS yang berpotensi banjir.
"Saya hari Senin kemarin, sempat lewat di daerah Gedung Nasional (Genas), rasanya hujan baru satu jam, air sudah setengah ban mobil. Bayangkan jika hujan dua jam, ditambah pasang laut, bisa berenang kita di situ," kata Iskandar.
Banjir, kata Iskandar tentu akan menjadi masalah jika tidak segera diselesaikan. Karena akan mempengaruhi angka partisipasi pemilih.
"Selain mengganggu secara teknis pelaksanaan saat pencoblosan nanti, ini akan mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS. Ini tantangan tersendiri bagi kawan-kawan KPU Kota Pangkalpinang, untuk bisa menjamin bahwa lokasi TPS itu tidak tergenang banjir. Dan kawan-kawan Bawaslu dan jajaran, juga ada andil untuk itu, salah satunya melakukan koordinasi bersama penyelenggara bagaimana jika terjadi banjir, masyarakat tetap bisa datang ke TPS, itu penting," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan