PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Ada beberapa amalan sunnah Idul Adha yang perlu dilakukan agar mendapat keutamaan di antaranya banyak membaca takbir, tahlil, tasbih dan tahmid.
Pemerintah telah mengumumkan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah jatuh pada Selasa 20 Juli 2021. Sama seperti tahun 2020 lalu, pemerintah meniadakan sholat Idul Adha berjamaah di masjid dan tanah lapang khusus di daerah yang memberlakukan PPKM Darurat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa, panduan pelaksanaan sholat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban di masa PPKM Darurat.
Dalam fatwa tersebut, MUI mengimbau masyarakat melaksanakan sholat Idul Adha di rumah. Hukum Sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi'ar keagamaan (syi'ar min sya'air al-Islam).
Sholat Idul Adha ini disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA mengatakan, ada beberapa amalan sunnah sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, antara lain :
1. Membaca Takbir, Tahlil, Tasbih dan Tahmid
Salah satu amalan di Hari Raya Idul Adha yakni banyak membaca takbir, tahlil, tasbih dan tahmid.
"Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. (Surat Al-Hajj: 28).
Rasulullah SAW dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha memperbanyak takbir. Nabi SAW bersabda: “Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir”.
2. Mandi
Disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fithri atau Idul Adha. Dasarnya adalah atsar yang dilakukan oleh Umar radhiyallahuanhu.
Bahwa Abdullah Ibnu Umar ibnul Khattab radhiyallahuanhu mandi pada hari raya fithri sebelum berangkat shalat. Dasar ini memang tidak langsung dari Rasulullah SAW, namun dari praktek shahabat Nabi.
Namun Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengomentari bahwa atsar di atas adalah atsar yang shahih, sebagaimana tercantum dalam kitab beliau, Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab.
Sedangkan hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mandi pada dua hari raya, oleh sebagian ulama dikatakan sebagai hadits yang lemah.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fithri dan Idul Adha. (HR. Ibnu Hibban)
3. Memakai Wewangian
Disunnahkan bagi yang melakukan shalat Ied untuk memakai parfum dan wewangian. Salah satu hikmah karena akan bertemu dengan khalayak banyak dalam kesempatan itu.
4. Berpakaian Terbaik
Disunnahkan untuk mengenakan pakaian dan perhiasan yang terbaik di hari Raya, khususnya pada saat datang ke tempat shalat. Dari Jabir radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW memiliki jubah yang dikenakannya pada saat dua hari raya dan hari Jumat. (HR. Al-Baihaqi).
5. Tidak Makan Sebelum Shalat
Salah satu sunnah Idul Adha yakni tidak makan sebelum melaksanakan sholat. Rasulullah SAW tidak makan hingga pulang dari makan dari daging kurban sembelihannya. Dalam hal ini Al-Imam Asy-Syafi'i berfatwa dalam kitab Al-Umm :
"Kami memerintahkan bagi yang mendatangi tempat shalat Ied untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum mendatangi tempat shalat. Bila tidak makan, kami perintahkan untuk makan di jalan atau di tempat shalat bila memungkinkan. Namun bila tidak, tentu tidak berdosa tetapi hukumnya makruh bila tidak dikerjakan".
Sedangkan saat Idul Fitri, disunnahkan untuk makan pagi atau sarapan terlebih dahulu. Dasarnya adalah hadits berikut:
Dari Anas bin Malik radliyallahuanhu berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fithri hingga beliau memakan beberapa kurma. (HR. Bukhari).
Perlu dipahami bahwa kalau disebutkan Rasulullah SAW memakan kurma, maka yang dimaksud tidak lain adalah makan yang sebenarnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat Idul-Fithr sarapan atau makan pagi terlebih dahulu.
Kurma adalah salah satu bahan makanan pokok sehari-hari orang Madinah, dan bukan sekedar makanan cemilan yang dimakan sebutir dua butir.
6. Bertakbir
Disunnahkan buat orang yang melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adha untuk bertakbir. Masyru'iyahnya ada pada Al-Quran Al-Karim. Selain itu juga ada masyru'iyah dari sunnah nabawiyah :
"Dahulu orang-orang bertakbir di hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka hingga sampai di tempat shalat, sampai imam keluar, maka mereka pun diam. Bila imam bertakbir maka mereka pun bertakbir".
7. Beda Jalan Pergi dan Pulang
Disunnahkan untuk mengambil rute yang berbeda antara jalan pergi dan pulangnya.
8. Bertahniah
Disunnahkan untuk bertahniah pada hari Raya Fithr dan Adha, karena keduanya merupakan hari yang dirayakan.
Wallahu A'lam
Editor : Muri Setiawan