Selain itu, aksi yang dilakukan dalam rangka merespon COP 28 ini dilakukan secara serentak dalam skala global dengan tema "Global Day Of Action For Climate Justice".
"Aksi ini bertujuan untuk menuntut para pimpinan yang hadir dalam COP 28 untuk serius dalam upaya-upaya mitigasi krisis iklim," ujarnya.
Sesampai di Titik Nol, massa aksi melanjutkan orasi-orasi oleh beberapa peserta rombongan aksi.
"Berbicara iklim artinya kita berbicara nasib masa depan bumi dan nasib anak cucu kita nanti. Maka permasalahan iklim adalah masalah kita bersama yang harus kita respon dan sikapi dengan serius,” kata Alam, salah satu orator.
Alam juga menyampaikam dampak ancaman krisis iklim yang terjadi di Bangka Belitung diantaranya kenaikan suhu bumi yang semakin panas, kekeringan, banjir, serta intrusi air laut.
Mayoritas nelayan tradisional susah memprediksi cuaca yang terus berubah-ubah, sehingga kesulitan kapan bisa dalam menangkap cumi-cumi atau ikan-ikan hasil tangkap, dan belum lagi ancaman pulau tenggelam. Pemanasan global memungkinkan dalam waktu dekat, provinsi dengan 950 pulau, mengalami krisis pangan dan krisis air bersih.
Editor : Muri Setiawan