get app
inews
Aa Text
Read Next : Piala Asia U-23 2024, Skuad Garuda Muda Dipuji Pelatih Australia

Ilmuan Australia Temukan Alat Penguji Diabetes Berbiaya Rendah

Selasa, 13 Juli 2021 | 14:29 WIB
header img
Paul Dastoor, Fisikawan dan Pemimpin Riset di University of Newcastle, memegang strip tes air liur non-invasif yang dapat dicetak untuk penderita diabetes, di University of Newcastle di Newcastle, New South Wales, Australia, dalam gambar terbaru tanpa tanggal yang diperoleh Reuters pada Juli 12, 2021. Atas perkenan University of Newcastle / Handout via REUTERS

AUSTRALIA, lintasbabel.id - Ilmuwan Australia mengatakan mereka telah mengembangkan "holy grail-cawan suci" pengujian gula darah untuk penderita diabetes, yakni strip non-invasif yang dapat memeriksa kadar glukosa seseorang melalui air liur.

Biasanya penderita diabetes saat melakukan pengujian kadar gula darah dengan cara menusuk jari mereka beberapa kali sehari dengan lanset dan kemudian menempatkan setetes darah pada strip tes. 

Namun, tes terbaru ini bekerja dengan menyematkan enzim yang mendeteksi glukosa ke dalam transistor yang kemudian dapat mengirimkan keberadaan glukosa, menurut Paul Dastoor, Profesor Fisika di University Newcastle di Australia, yang memimpin tim yang menciptakan penemuan ini.

Dastoor mengatakan, bahan elektronik dalam transistor adalah tinta, dimana pengujian dapat dilakukan melalui pencetakan dengan biaya rendah.

"Cawan suci pengujian glukosa telah menjadi sesuatu yang non-invasif," kata Dastoor dilansir dari Reuters, Rabu (13/7/2021).

"Tes ini benar-benar membuka prospek pengujian glukosa bebas rasa sakit, biaya rendah dan mudah-mudahan hasil yang jauh lebih baik untuk penderita diabetes," katanya.

Tes baru, kata Dastoor, diciptakan secara kebetulan ketika para ilmuwan sedang mengerjakan sel surya.

Proyek ini sendiri mendapatkan suntikan dana sebesar US$4,7 juta dari pemerintah Australia, untuk mendirikan fasilitas untuk memproduksi alat uji jika uji klinis lulus.

Dastoor mengatakan, teknologi itu juga dapat ditransfer ke pengujian COVID-19 dan pengujian alergen, hormon, dan kanker.

Universitas Newcastle sudah bekerja dengan Universitas Harvard dalam tes COVID-19 menggunakan teknologi yang sama.

"Saya pikir ini akan secara radikal mengubah cara kita berpikir tentang perangkat medis dan khususnya sensor karena kita dapat mencetaknya dengan biaya yang sangat rendah," kata Dastoor.

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut