Kenalkan Potensi Ikan Lokal, HIMAKUATIK UBB Datangkan 2 Doktor Muda Ahli Biodiversitas

Beberapa tulisan terakhir Dr. Josie juga berkolaborasi dengan Universitas Bangka Belitung, Jurusan Akuakultur Fitri Sil Valen, M.P. Dr Josie sangat ahli di bidang Ekologi Perairan terutama dalam mengembangkan solusi terukur untuk memprediksi hasil dari berbagai pemicu stres yang berinteraksi dalam sistem perairan untuk mempromosikan inisiatif konservasi air tawar.
"Bahwa ada sebanyak 1/3 ikan air tawar di dunia sudah punah, setidaknya 80 spesies air tawar yang sudah punah. Kepunahan ini terjadi akibat beberapa interaksi dan stress dari lingkungan," kata Dr. Josie saat memberikan paparan di hadapan para peserta.
Dr. Josie menyebut, ditinya telah mempelajari tentang interaksi lingkungan sebagai pemicu stress yang mengakibatkan kepunahan ikan air tawar ini, sehingga dapat memberikan tindakan awal untuk konservasi pada ikan-ikan lain dalam mencegah kepunahan.
"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, dan potensi kehilangan spesiesnya pun juga tinggi. Keberadaan biodiversitas ini sangat penting untuk penyediaan makanan dan mempertahankan rantai makanan di alam. Jika satu spesies punah maka rantai makanan akan rusak," katanya.
Dr. Josie berpendapat, untuk menghindari stress lingkungan maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu pertama, biarkan sungai mengalir secara alami, dimana memutus aliran sungai atau mengalihfungsikan sungai akan mengganggu proses migrasi ikan dan proses transfer energi dari hulu ke hilir.
"Kedua, meningkatkan kualitas perairan pada ekosistem air tawar atau ekosistem sungai, sehingga dapat meminimalisisr stress terhada biota perairan. Ketiga, melindungi habitat yang kritis. Yang keempat, adalah menekan over fishing (penangkapan berlebihan) sehingga spesies dapat berkembang biak dengan baik. Kelima, mengontrol ikan invasif, dan yang terakhir melindungi aliran sungai dan menghindari adanya dam," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan