MOSKOW, Lintasbabel.iNews.id - Pasukan Ukraina dilaporkan tengah berusaha membunuh Presiden Rusia, Vladimir Putin menggunakan drone kamikaze. Laporan tersebut disampaikan oleh media Jerman.
Namun Kremlin membantah upaya pembunuhan itu, dengan menyebut pemberitaan itu sebagai ssebuah rekayasa atau dibuat-buat. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov Vladimir menegaskan pemberitaan itu, hanya untuk mencari sensasi alias kosong.
“Tidak, kami tidak mengetahui laporan tersebut. Ada banyak rekayasa pengecut akhir-akhir ini. Tidak ada alasan untuk memedulikan mereka,” kata Peskov, dikutip dari RT, Jumat (28/4/2023).
Sebelumnya, surat kabar Jerman Bild, pada Rabu (26/4/2023) lalu menerbitkan sebuah artikel berjudul '17 kg bahan peledak ditujukan untuk membunuh Putin'.
Disebutkan, drone Ukraina yang jatuh di dekat Moskow pada Minggu (23/4/2023) ditargetkan mengincar Putin, namun pihak berwenang Rusia berusaha menutupinya.
Mengutip pernyataan aktivis Ukraina Yuri Romanenko, Bild melaporkan intelijen Ukraina mengerahkan drone kamikaze UJ-22 untuk menargetkan Putin yang akan berkunjung ke kawasan industri Rudnevo di luar Moskow.
Drone tersebut diklaim mampu menembus pertahanan udara Rusia tanpa terdeteksi kemudian jatuh tidak jauh dari target. Namun bangkai UJ-22 ditemukan di Distrik Bogorodsky, sekitar 30 km pinggiran Moskow atau 20 km dari Rudnevo.
Serangan drone Ukraina tersebut mendapat perhatian luas luas media Rusia. Apalagi UJ-22 mampu membawa 30 blok bahan peledak C4 dengan bobot total sekitar 17 kg. Tak hanya itu, ada tiga drone lainnya berukuran lebih kecil, ditemukan di dekat Moskow pada Senin.
Informasi kunjungan Putin ke Rudnevo diberitakan luas oleh media Rusia pada Minggu. Namun, Putin baru berkunjung ke kawasan industri kota tersebut pada Kamis kemarin. Dia menghabiskan waktu 1 jam lebih untuk bertemu para pejabat dan perwakilan industri kedirgantaraan Rusia.
Putin menyebut drone sebagai bidang sangat penting untuk kedaulatan ekonomi. Rusia, kata Putin, bukan hanya harus mengimbangi persaingan, tapi selangkah lebih maju.
Editor : Muri Setiawan