Keberanian Perdana Menteri Bulgaria kala itu, Kiril Petrov untuk memasok logistik perang ke Ukraina membuat koalisi pemerintahannya retak, termasuk mitra koalisinya Partai Sosialis yang merupakan reinkarnasi dari Partai Komunis lam. Bahkan Petrov harus menggantikan Menteri Pertahanannya yang terindikasi pro Rusia.
Untuk menyamarkan pengiriman senjata ini, Petrov dibantu Menteri Keuangannya kala itu Assen Vassilev mengatur pengiriman lewat perusahaan swasta dengan membuka rute penerbangan dari Polandia, Rumania, dan Hungaria.
Tidak tanggung-tanggung, Bulgaria bahkan rela mengosongkan gudang persenjataannya dengan memasok lebih dari 30% amunisi yang digunakan Ukraina pada awal invasi Rusia 24 Februari silam.
“Kami memperkirakan sekitar sepertiga dari amunisi yang dibutuhkan tentara Ukraina pada fase awal perang berasal dari Bulgaria,” kata Petkov kepada WELT.
Sementara mantan Menteri Keuangan Bulgaria Assen Vassilev mengungkapkan pada fase awal pertempuran tersebut, Bulgaria memasok 40% BBM yang sangat dibutuhkan Ukraina untuk menggerakkan mesin tempurnya. Uniknya, BBM yang disuplay Bulgaria ini didapat dari minyak mentah Rusia di kilang minyak Laut Hitam yang dijalankan oleh perusahaan minyak Rusia, Lukoil.
Editor : Muri Setiawan