JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Mengapa orang yang bisnis di sektor pertambangan, rata-rata cepat kaya bahkan menjadi konglomerat? Pertanyaan itu kerap dilontarkan oleh warga masyarakat pada umumnya.
Hal ini tentu saja lumrah terjadi, pasalnya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang dirilis Forbes pada tahun 2022, terdapat sejumlah pengusaha yang bergerak di sektor pertambangan. Ada 11 pengusaha tambang yang masuk jajaran 50 daftar konglomerat RI itu.
Bahkan, orang terkaya nomor satu saat ini merupakan pengusaha tambang batu bara, yakni Low Tuck Kwong, pendiri perusahaan batu bara di Indonesia, Bayan Resources.
Pengamat Energi sekaligus Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman mengatakan, pertambangan merupakan bisnis yang paling mudah mendapatkan keuntungan.
"Sama dengan pasar modal, kita membeli saham tambang itu kan lebih menjanjikan, meskipun dia fluktuatif, kadang naik kadang turun. Tetapi banyak naiknya," ujar Ferdy dikutip dari iNews.id, Sabtu (14/1/2023).
Ferdy mengatakan, di sektor ini banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan operasioal, seperti pembelian alat berat. Hanya saja bisnis pertambangan begitu menjanjikan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap 'cuan' yang diraih.
Selain itu, kata dia, para pengusaha tambang tersebut juga sudah memiliki pembeli tetap, sehingga mereka tidak kesulitan untuk menjual produk yang dimilikinya.
"Kalau orang-orang itu sudah punya pembeli masing-masing dan pembelinya sudah punya kontrak dengan perusahaan itu. Dan kontrak yang mereka tetapkan itu sudah dianalisis bagaimana gejolak pasar global dunia. Jadi dalam lima tahun itu mereka sudah memiliki pembeli yang istilahnya stabil," ucapnya.
Yang paling penting menurutnya adalah, ketika para pengusaha tambang tersebut sudah memiliki pembeli yang besar setiap tahun, maka mereka tidak akan kesulitan mencari pembeli dan revenue perusahaan akan berjalan baik.
"Karena mereka sudah banyak punya pembeli jangka panjang yang sudah muncul dalam kontrak dan pembeli-pembeli ini tentu adalah perusahaan-perusahaan yang membutuhkan batu bara seperti kelistrikan dan segala macamnya, jadi memang mereka bisnisnya sudah settle," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan