Air Biat Muntok: Destinasi Wisata Baru di Babel, Manfaatkan Lahan Bekas Tambang Timah

BANGKA BARAT, Lintasbabel.iNews.id - Bupati Bangka Barat, Sukirman berharap Air Biat yang terletak di Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, dapat menjadi alternatif destinasi wisata baru di Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), selain pantai dan tempat wisata sejarah. 

Kawasan wisata Air Biat, Muntok Kabupaten Bangka Barat. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Rizki Ramadhani.

Sukirman mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh pengelola Air Biat, yang merubah lahan bekas pertambangan menjadi tempat wisata yang menarik.

"Ide cerdas dari pengelola membuat tempat wisata ini. Seperti kita ketahui, tidak diciptakan alam semesta ini kecuali untuk membawa manfaat bagi umat manusia. Sedangkan kerusakan alam itu karena kita sendiri. Tapi hari ini Pak Eddy telah menyulap area ini menjadi tempat yang bermanfaat," ujar Sukirman, Sabtu (31/12/2022). 

Sementara, pengelola Wisata Air Biat, Eddy Arif mengatakan tempat yang ia kelola ini berawal dari bekas area tambang yang terbengkalai dengan luas lahan sekitar 8 hektare. Dirinya tergerak untuk merubah lahan yang sudah rusak itu menjadi kawasan hijau sejak 2017.

Eddy Arif mengatakan wisata Air Biat menawarkan wisata alam yang ramah lingkungan dengan konsep tanpa mesin atau non motorize. Perahu bebek, kano dan kayak semuanya tanpa mesin. 

Kawasan wisata Air Biat, Muntok Kabupaten Bangka Barat. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Rizki Ramadhani.

"Kalau sebelumnya diresmikan pernah satu hari 4 ribu pengunjung. Kalau dulu hari libur saja yang ramai, hari biasa saja sudah ramai. Ini dulu kolong eks tambang timah, sejak tahun 2015 muncul ide awal perencanaan," ujar Eddy Arif. 

Sulistiawaty (52) salah satu pengunjung mengaku tertarik lantaran ingin melihat destinasi wisata dengan konsep yang baru. 

"Kepengen yang lihat yang baru, karena kan kalau akhir pekan kayak gini biasanya sama keluarga ke pantai. Tempatnya bagus terus juga bersih , cukup pas untuk liburan keluarga," kata Sulistiawaty. 

Editor : Muri Setiawan