get app
inews
Aa Text
Read Next : Menko PMK Muhadjir Effendy Umumkan BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Perawatan Pasien Covid-19

Puluhan Anak Meninggal Diduga Keracunan Obat Sirup Batuk

Kamis, 06 Oktober 2022 | 18:36 WIB
header img
Puluhan anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia diduga keracunan obat batuk dan pilek yang telah terkontaminasi. Korban tewas setelah gagal ginjal akut. Foto: Istimewa.

BANJUL, Lintasbabel.iNews.id – Puluhan anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia diduga keracunan obat batuk dan pilek yang telah terkontaminasi. Korban tewas setelah gagal ginjal akut. 

Temuan itu diumumkan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (5/10/2022). Pengumuman tersebut menyusul keluarnya hasil tes pada beberapa obat sirup obat yang diduga menyebabkan kematian 66 anak di negara Afrika Barat itu.

Menurut Tedros, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dengan regulator obat India serta perusahaan pembuat obat sirup itu, Maiden Pharmaceuticals Ltd. Perusahaan farmasi tersebut berbasis di New Delhi.

Namun, saat dihubungi wartawan, Maiden Pharma menolak berkomentar. Sementara pihak regulator obat India belum merespons permintaan komentar dari jurnalis. Kementerian Kesehatan India juga belum memberikan tanggapan apa pun.

Pada Rabu kemarin, WHO mengeluarkan peringatan terkait produk medis tersebut. Badan PBB itu juga meminta para regulator untuk menarik atau menyingkirkan produk obat-obatan buatan Maiden Pharma dari pasar.

“Produk tersebut mungkin telah didistribusikan di tempat lain melalui pasar tak resmi, tetapi sejauh ini hanya diidentifikasi di Gambia,” ungkap WHO dalam peringatannya.

Peringatan tersebut mencakup empat produk obat, yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Menurut WHO, hasil analisis laboratorium mengonfirmasi adanya sejumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang

“tidak dapat diterima”, yang dapat menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut.

Petugas medis di Gambia membunyikan alarm pada bulan Juli, setelah puluhan anak mulai jatuh sakit dengan masalah ginjal. Kematian itu membuat bingung para tenaga kesehatan setempat. Namun, mereka akhirnya menemukan pola bahwa puluhan pasien berusia di bawah lima tahun jatuh sakit tiga hingga lima hari setelah meminum sirup parasetamol yang dijual secara lokal.

Direktur Badan Kesehatan Gambia, Mustapha Bittaye, mengatakan masalah serupa telah terdeteksi pada obat sirup lainnya. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan di sana masih menunggu konfirmasi hasilnya.

Dia mengatakan, jumlah kematian telah berkurang dalam beberapa pekan terakhir dan penjualan produk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals dilarang. Namun, hingga saat ini, beberapa sirup masih dijual di klinik dan rumah sakit swasta.

Dilansir dari situs resminya, Maiden Pharmaceuticals memproduksi obat-obatan di fasilitasnya di India. Perusahaan itu kemudian menjualnya di dalam negeri serta mengekspornya ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

 

Artikel ini telah diterbitkan di halaman iNews.id dengan judul "Duh! Puluhan Anak Meninggal, Diduga Keracunan Obat Sirup Batuk Buatan India"

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut