Lanjut Yunus, kejadian ini lebih karena padatnya penonton. Dengan pintu yang terbatas, banyak korban yang tergencet saat berusaha keluar.
“Seperti yang diketahui, ini bukan perkelahian antar suporter atau kerusuhan yang saling bertikai. Ini korban lebih kepada tertumpuknya dalam sebuah pintu. Terjadi kerumunan yang bahkan sampai desak-desakkan, sampai ada yang terinjak dan jatuh,” tutur Yunus Nusi.
Seperti diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi karena kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Suporter kecewa dan masuk ke lapangan.
Kerusuhan pun tak bisa dihindarkan usai suporter semakin banyak masuk ke lapangan. Ditambah, tindakan polisi yang melontarkan gas air mata ke arah suporter.
Akibatnya hingga saat ini ratusan orang tewas akibat insiden itu. Berita itu pun sudah terdengar ke seluruh dunia.
Editor : Muri Setiawan