get app
inews
Aa Text
Read Next : Pilkada Bangka Barat 2024, 196 Warga Binaan Rutan Mentok Gunakan Hak Pilih

Seruput Nikmatnya Kopi Simpar, Minuman Khas Desa Tuik Bangka Barat

Minggu, 07 November 2021 | 09:27 WIB
header img
Arpan (56), saat meracik pembuatan Kopi Simpar minuman khas Desa Tuik, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (7/11/2021). (Foto: lintasbabel.id / Rizki Ramadhani)

BANGKA BARAT, lintasbabel.id - Bagi penikmat setia kopi, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ada satu minuman khas dari Desa Tuik, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat yang mesti dicoba. Masyarakat lokal Desa Tuik biasa menyebutnya dengan nama Kopi Simpar

Menurut pembuat Kopi Simpar, Arpan (56), keunikan dari kopi ini terletak pada proses penyajiannya. Jika umumnya kopi diseduh dengan air mendidih biasa, Kopi Simpar dipadukan dengan air murni yang langsung diambil dari pohon Aren (Kabung-red).

"Masyarakat disini biasa menyebutnya ini namanya Kopi Simpar, keunikannya kalau kopi biasa itu diseduh pakai air masak perigi (sumur) mendidih, Simpar nih pakai air yang dihasilkan dan diambil langsung dari pohon Kabong. Kurang lebih sejak 15 tahun lalu atau sejak tahun 2006 lalu, saya sudah buat Kopi Simpar ini," ujar Arpan, Minggu (7/11/2021). 

Arpan kemudian menjelaskan proses sederhana pembuatan Kopi Simpar, hingga bisa dinikmati saat waktu senggang. 

"Jadi, pertama itu kita mengambil air pohon kabong, terus kita saring dulu biar bersih sebelum dimasak dengan kuali. Sambil menunggu mendidih, siapkan bubuk kopi biasa digelas, ketika sudah masak aduk seperti biasa. Kalau rasanya, pasti sudah manis tidak perlu lagi gula, karena memang air pohon kabong ini sudah manis sekali," jelasnya. 

Arpan mengaku, Kopi Simpar ini tidak ia gunakan sebagai mata pencarian, melainkan suguhan bagi tamu yang mampir ke rumahnya. 

"Cuma, simpar tidak dijual kemana-mana, karena saya bekerja sebagai petani beras merah, jadi tidak terlalu sempat untuk bikin. Konsumsinya kalau sempat buat dibawa ke sawah, di pondok saat istirahat sambil rokok sambil minum simpar, atau dikasih kerabat saja cuma-cuma, siapa yang datang tinggal kasih saja," tuturnya. 

Selain untuk pembuatan Kopi Simpar, air dari pohon aren juga dijualnya untuk bahan baku pembuatan Gula Aren. 

"Selain untuk Simpar, air pohon kabong ini dijual untuk pembuatan Gula Aren, per liternya dijual 50ribu rupiah. Kalau garap, ada dua pohon kabong, kalau mengambil (panen) siang ada 9 liter, kalau malam 4 liter, jadi setiap hari 13 liter kira-kira. Dijual ke luar Bangka Barat, misalnya ke Pangkal Pinang, tapi memang sering pembeli yang datang langsung ke rumah," katanya. 

Arpan berharap, kedepan ada generasi muda yang bisa mewarisi pembuatan Kopi Simpar. Ia ingin Simpar terus dapat dinikmati oleh para pecinta kopi. 

"Saya berharap sederhana lah Pak, Simpar ini ada yang muda-muda ini bisa bikin, biar tidak lekang oleh waktu, biar bisa terus dinikmati oleh orang banyak. Mudah-mudahan minuman khas dari Tuik ini semakin dikenal daerah lain, Kopi Simpar, kopi dari Desa Tuik gitu aja terkenalnya," ucapnya. 

Sementara, salah satu tetangga Arpan, Sudarman (39) menyampaikan, ia senantiasa menyempatkan diri bertandang ke rumah Arpan untuk mencicipi Kopi Simpar. 

"Kalau sempat singgah ke rumah Pak Arpan, beliau juga Ketua RT kami kebetulan, memang sengaja mengobrol sambil minum Kopi Simpar ini, cuma tidak setiap hari juga Pak Arpan bikin," kata Sudarman. 

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut