get app
inews
Aa Text
Read Next : Warkop JUM Pangkalpinang, Tempat Menikmati Kopi yang Buka 24 Jam

6 Negara Ini Tengah Krisis, Mulai Batubara Hingga Kopi

Kamis, 21 Oktober 2021 | 13:11 WIB
header img
Kontainer Maersk terlihat di Pelabuhan Santos, Brasil. (Foto: ANTARA/REUTERS/Amanda Perobelli/Foto Dokumen)

4. Brasil: Kopi dan air 

Krisis air yang terjadi di Brasil selama hampir satu abad dianggap sebagai salah satu penyebab panen kopi yang gagal tahun ini. Dikombinasikan dengan salju dan siklus panen alami, kekeringan berkontribusi pada penurunan yang signifikan dalam produksi kopi. 

Tantangan bagi produsen kopi diperburuk oleh biaya pengiriman yang tinggi dan kekurangan kontainer. Kenaikan biaya dari produsen kopi akan diteruskan ke kafe-kafe di seluruh dunia, karena Brasil adalah produsen dan pengekspor kopi terbesar. 

Dengan sebagian besar energi listrik negara itu berasal dari pembangkit listrik tenaga air dari bendungan, kekurangan air akan membawa dampak langsung pada pasokan energi Brasil, Seiring dengan melonjaknya biaya energi, otoritas Brasil meminta warganya untuk membatasi penggunakan listrik demi menghindari penjatahan. 

Menteri energi Brasil mengatakan instansi pemerintah telah diminta untuk mengurangi penggunaaan listriknya sebanyak 20%, menurut laporan Washington Post.

5. Nigeria: Gas untuk memasak 

Nigeria mengalami kekurangan pasokan Liquefied Natural Gas (LNG), yang utamanya digunakan untuk keperluan memasak. Padahal, negara itu memiliki cadagan gas bumi terbesar di Afrika. Harga LNG melonjak 6% antara April dan Juli, membuatnya tak bisa dibeli oleh kebanyakan warga Nigeria. 

Sebagai akibatnya, rumah tangga dan usaha beralih ke arang atau kayu untuk memasak. Salah satu penyebab tingginya harga gas adalah kekurangan pasokan secara global, sebab Nigeria masih bergantung pada LNG yang diimpor. 

Situasi ini tampaknya diperburuk oleh penurunan nilai mata uang dan penerapan pajak terhadap LNG. Para pakar memperingatkan bahwa kekurangan pasokan ini akan berimplikasi pada kesehatan dan lingkungan, seiring dengan banyaknya warga yang beralih ke bahan bakar alternatif yang lebih murah, tapi berbahaya. 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut