get app
inews
Aa Read Next : Langkah Taktis Pemerintah dan Peran Anak Muda Menjaga Kedaulatan dalam Konflik Laut China Selatan

Maraknya Pernikahan Dini di Bangka Barat, Sosialisasi Pendidikan Seks Perlu Digencarkan

Sabtu, 18 Juni 2022 | 18:36 WIB
header img
SALAH satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia, adalah tingginya angka pernikahan dini atau perkawinan anak. (Foto Ilustrasi pernikahan/ Shutterstock)

SALAH satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia, adalah tingginya angka pernikahan dini atau perkawinan anak. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tahun 2020, menempati posisi tertinggi pernikahan dini se-Indonesia dengan persentase 18,76 persen.

Angka ini jauh di atas angka nasional yang mencapai 10,34 persen. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB (DP3ACSKB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Asyraf Suryadin .

Berdasarkan data pada Sistem Informasi Adminstrasi Kependudukan (SIAK), Kabupaten Bangka Barat menempati posisi tertinggi  kasus pernikahan dini yaitu sebanyak 312 anak. Kemudian diikuti Belitung Timur, Bangka, Belitung, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan terendah Kota Pangkalpinang sebanyak 40 anak.

Pernikahan dini ini memang semacam korelasi antara pendidikan perkawinan, karena ketika tingkat pendidikan rendah, maka berhubungan dengan pernikahan di bawah usia semakin tinggi, sehingga perlu diberikan pemahaman.

Dengan kasus pernikahan dini yang tinggi saat ini berakibat pula pada kasus perceraian di Bangka Belitung. Jadi perceraian juga tinggi, akibat pernikahan tinggi, Bangka Belitung se Indonesia masuk lima besar, tingkat angka perceraiannya, ini faktornya pernikahan anak tinggi, sehingga tingkat perceraian tinggi pula.

Calon pengantin harus tahu supaya keturunan yang didapat terhindar dari stunting. Usia yang paling normal untuk melangsungkan pernikahan bagi kaum remaja yaitu usia bagi laki–laki berumur 25 tahun dan wanita berumur minimal 21 tahun.

Selain itu mereka harus diberikan ilmu pengetahuan agar dalam membina rumah tangga terkhusus ibu hamil mulai dari nol bulan hingga seribu pertama kali kehidupan, kandungan dan sang calon ibu tersebut harus mendapatkan gizi yang seimbang sehingga generasi yang lahir dapat terhindar dari stunting.

Faktor penyebab stunting selain akibat pernikahan dini, juga dipengaruhi oleh ekonomi, perdagangan, urbanisasi, jaminan sosial, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan untuk mengatasi stunting.

Seringkali pernikahan dini di Indonesia disinyalir sebagai sebuah solusi dalam memperbaiki ekonomi keluarga dan juga faktor dorongan dari budaya dan tradisi, faktor-faktor ini lah yang menjadi potensi gagalnya memanifestasi tujuan perkawinan. Terlebih, mayoritas kasus pernikahan dini ini kerap terjadi di kalangan masyarakat kelas bawah, dimana sulitnya akses pendidikan dan juga minimnya perhatian orang tua terhadap pentingnya pendidikan.

Pemerintah Bangka Barat juga hendaknya terus aktif menggerakkan perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya di wilayah pedesaan Bangka Barat.

Selain itu, sosialisasi mengenai pendidikan seksual hendaknya lebih gencar dilakukan sehingga remaja mendapatkan pengetahuan seksual sedini mungkin untuk meng-hindari terjadinya hubungan seksual saat usia dini.

Dari sisi masyarakat, remaja pria maupun wanita disarankan mengikuti kegiatan positif seperti mengikuti kursus atau les agar bisa memiliki keterampilan sehingga lebih mudah mencari pekerjaan apabila tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Demikian pula bagi orang tua hendaknya lebih berperan aktif untuk mengawasi pergaulan anaknya agar tidak terjadi seks sebelum menikah.

 


Trikasih Munthe, Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fisip UBB. (Foto: Dok. Pribadi)

Artikel ditulis oleh Trikasih Munthe, Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fisip UBB

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut