Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti tahunan mencapai 2,37% pada Maret 2022 (year-on-year/yoy). Level ini merupakan yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir, dimana inflasi Oktober 2021 tercatat 1,33%, November 2021 (1,44%), Desember 2021 (1,56%), Januari 2022 (1,84%), Februari 2022 (2,03%). Dari bulan ke bulan trennya selalu meningkat.
Perang Rusia-Ukraina yang masih terjadi berdampak ke harga minyak mentah dunia. Hal ini juga bisa mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan listrik di Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) periode 1–24 Februari rata-rata USD95,45 per barel. Ini jauh di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 USD63 per barel.
Kenaikan harga minyak dunia ini turut berdampak pada APBN, khususnya pos subsidi BBM dan elpiji. Beban subsidi, khususnya BBM dan elpiji, juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan elpiji.
Kenaikan harga minyak mentah Indonesia menyebabkan harga keekonomian BBM meningkat. Hal ini menambah beban subsidi BBM dan elpiji serta kompensasi dalam APBN. Kenaikan harga minyak juga berdampak terhadap subsidi dan kompensasi listrik. Ini mengingat masih terdapat penggunaan BBM pada pembangkit listrik.
Pemerintah tengah menghadapi dilema dalam menetapkan harga BBM di tengah lonjakan minyak mentah dunia. Imbas harga minyak dunia yang lebih mahal membuat harga keekonomian BBM ikut meroket sehingga mau atau tidak harus menaikkan harga BBM.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait