HARGA energi dan pangan yang bakal berlangsung lama, diprediksi akan meningkatkan angka inflasi di Tanah Air. Pada 2022, harga minyak mentah diperkirakan akan meningkat 12%, gas alam 58%, dan pangan 4,5%. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi global pada tahun ini bakal tinggi.
Setiap negara perlu mewaspadai dan mengantisipasi peningkatan inflasi itu, agar tidak membebani masyarakat, terutama penduduk miskin. IMF memperkirakan inflasi di negara-negara maju pada 2022 sekitar 3,9% dan negara-negara berkembang sekitar 5,9%.
Inflasi itu disebabkan disrupsi rantai pasok, pengetatan kebijakan moneter, lonjakan harga energi dan pangan, serta peningkatan permintaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia kini harus mewaspadai lonjakan inflasi dunia terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang telah menembus angka 7,5%.
Fenomena serupa terjadi di Eropa. Salah satu negara Eropa dengan ekonomi terbesar, Jerman, mencatat kenaikan inflasi di atas 4%. Padahal inflasi negara di zona ini biasanya mendekati 0% atau bahkan deflasi.
Negara-negara emerging inflasinya sudah mengalami peningkatan. Misalnya Argentina mencatat inflasi 50%, Turki 48%, Brasil 10,4%, Rusia 8,7%, dan Meksiko 7,1%.
Kenaikan inflasi yang tinggi tentu akan bisa mengancam proses pemulihan ekonomi, karena daya beli masyarakat tentu akan tergerus. Ini yang akan diwaspadai.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait