Lalu, dalam sektor pertanian, impor dilakukan karena produk-produk pertanian dari luar negeri lebih siap dipasarkan dan digunakan ketimbang produk dalam negeri.
"Indonesia bisa saja memproduksi. Tapi harus ada keberpihakan. Minimal 50 persen bahan baku alat pertanian berasal dari dalam negeri, itu sudah lebih baik," ungkapnya.
Sedangkan di sektor tekstil, Indonesia sebenarnya memproduksi kain dengan kualitas yang baik dan volume yang cukup banyak. Hal ini terbukti adanya ekspor seragam tentara ke luar negeri.
"Ini memang mengherankan, karena faktanya kita gak kalah-kalah amat kok. Padahal tahun 2030 kita ditargetkan masuk produsen tekstil terbesar nomor lima dunia," ungkap Eko.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait