Faktor ekonomi juga memperburuk konflik tersebut. Sebagai negara bekas pecahan Uni Soviet, ekonomi di Ukraina dinilai tidak semaju Rusia yang notabene memegang saham terbesar dari aset Uni Soviet.
Maka dari itu, Ukraina membuka peluang investasi yang besar dari luar agar bisa mengatasi ketertinggalan di bidang ekonomi.
“Sedikit demi sedikit kemudian semua ingin seperti Amerika, kemudian masuk juga invasi Eropa Barat ke Ukraina,” ucapnya.
Namun ternyata, rumpun Slavia Timur sulit berbaur dengan rumpun Indo-Jerman Barat. Ada banyak perbedaan yang tampak dari budaya Slavia dengan budaya negara-negara Barat. Sehingga hal ini kemudian menuai kritik keras dari Rusia.
“Jadi konflik ini murni lebih ke politik. Akar masyarakat Rusia dan Ukraina itu sangat kuat, dan mereka sama-sama menganut Ortodoks,” ungkap Alumnus Pushkin State RL Institute Rusia ini.
Kapan Perang Rusia-Ukraina Berakhir?
Menurut Supian, ada kemungkinan konflik Rusia-Ukraina akan berakhir di meja perundingan. Sejarah telah membuktikan bagaimana diplomat Uni Soviet mampu menghindarkan konflik perang nuklir pada 1962.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait