Yuwanda mengatakan, investor asal Tiongkok tersebut bakal mengelola logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element dan mineral ikutan lainnya.
Ia menyampaikan manfaat logam tanah jarang ini antara lain mulai dari bahan baku baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan.
"Di situ mereka melakukan pemisahan logam tanah jarang. Mulai dari zirkon, elminate, kuarsa, kasiterit, monasit, dan pirite. Untuk produksi diperkirakan 500 ton per 4 hari," katanya.
Yuwanda mengatakan pihaknya mendukung penuh pendirian pabrik pengolahan logam tanah jarang karena akan berdampak positif bagi pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.
"Mereka (pihak investor) berkomitmen untuk menggunakan tenaga kerja dari kita. Kemudian manfaat lainnya dari sisi retribusi galian tipe C dan itu jadi pemasukan bagi daerah," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait