Safrizal bahkan menganggap anomali kenaikan harga beras premium yang terjadi, disebabkan kenaikan harga tebus yang terjadi di Jakarta.
"Harga tebus yang di Jakarta memang sudah mencapai harga eceran tertinggi, sekitar Rp14 ribuan untuk beras medium, untuk beras premium mencapai Rp15 ribuan," kata Safrizal.
Berbagai teori mengemuka menyusul kenaikan harga beras premium secara ugal-ugalan ini, mulai dari pergeseran musim seperti yang disampaikan pemerintah pusat, hingga dampak pembagian bansos beras yang konon menguras 1,3 juta ton stok beras Bulog.
Terlepas dari latar belakang penyebab kenaikan harga beras yang terlihat tidak terkendali ini, melemahnya perekonomian masyarakat Babel dimana salah satu sektor ekonomi rakyat yang dominan berupa komoditas pertimahan sedang mengalami kelesuan, membutuhkan campur tangan pemerintah lebih dari sekedar pasar murah beras, yang hanya menjangkau sebagian kecil saja warga.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait