Gibran Rakabuming adalah produk dari korupsi kekuasaan, memanfaatkan kekuasaan ayah dan pamannya untuk menggondol tiket cawapres. Ibarat sapu kotor, bagaimana mungkin bisa membersihkan lantai yang sudah kotor. Gibran bisa saja memenggal kepala Hydra namun akan lahir kepala-kepala baru yang siap memangsa demokrasi sekaligus menyuburkan korupsi kekuasaan.
Daya kritis kita hendaknya tidak disubordinasi pada framing urgensi pemimpin muda. Daya kritis kita hendaknya berkelana lebih jauh, tunduk pada urgensi keunggulan rekam jejak, integritas dan moralitas. Berusia muda penting dan perlu. Namun penting dan perlu memiliki rekam jejak yang bersih, tidak lahir dari kolusi dan nepotisme, tidak lahir dari korupsi kekuasaan.
Korupsi kekuasaan sangat berbahaya karena menghancurkan sendi-sendi demokrasi, kekuasaan akan dijadikan alat politik untuk transaksi dan sandera demi keuntungan pribadi, keluarga dan kroninya. Korupsi kekuasaan pada gilirannya akan menjauhkan rakyat dari akses terhadap kesejahteraan karena uang negara dirampok oleh elite oligarki. Fantastis sekali jumlah kerugian negara tahun 2022 sebesar Rp 144 triliun yang diungkap Kejaksaan Agung.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait