Gadis Cantik Jadi Korban Rudapaksa 8 Pria Mabuk

Muri, iNews.id
Ilustrasi.

BANTEN, lintasbabel.id - Nasib Nahas dialami seorang gadis di kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Gadis cantik berdarah Maluku itu, mengaku diculik dan menjadi korban rudapaksa (pemerkosaan) bergiliran oleh 7-8 orang. Peristiwa ini kini telah ditangani petugas Polres Tangsel.

"Aku sudah enggak sekolah. Berhenti pas kelas 2 SMK. Gak punya uang buat nerusin. Sekarang, aku bekerja di Sambel Cobek. Baru satu minggu," kata korban, berinisial M (16), seperti dilansir dari SINDOnews, Selasa (13/7/2021).

Selama seminggu, M mengaku dirinya sudah tidak kuat lagi bekerja karena Jam kerja yang panjang, membuat fisiknya lemah dan kerap jatuh sakit. M bahkan sempat mengutarakan kepada sang ibu untuk berhenti bekerja.

"Aku bilang ke mama, nggak kuat kerja kayak gini, berat. Tapi kata mama cobain saja. Akhirnya aku kabur dari rumah ke BSD, ke rumah Kanun (23), teman yang jualan nasi Padang," ujarnya.

Setibanya di BSD, Kanun temannya ternyata tidak ada ditempat. Bingung mau pergi kemana lagi, tanpa uang dan tidak memegang alat komunikasi, M akhirnya berjalan kaki ke arah Situ Gintung, Ciputat.

"Aku kabur dari rumah habis Isya, sampai di BSD jam 1-2 an pagi, jalan kaki. Terus aku jalan kaki lagi ke Situ Gintung. Sampai sana, aku kecapean ngedrop. Lalu aku tidur di batu-batu," katana.

Di Situ Gintung, M mengaku bertemu seorang tukang sapu yang lalu memberinya obat-obatan dan air hangat. Lalu dia dibawa ke gubuk dan jatuh tertidur seharian.

"Malamnya, jam 8 malam, aku mau pergi ke rumah tante di Pamulang. Lalu ketemu cowok dua orang. Dia ngikutin dari belakang. Gak tahu, dia tanya, neng mau kemana? Aku gak jawab," ungkapnya.

Merasa dicuekin, kedua orang pria tidak dikenal itu langsung mencegat M dan memaksanya ikut bersama mereka dibonceng tiga. Kala itu, M mengaku diancam akan dibunuh jika menolak dan mulutnya dibekap oleh pelaku. Dari sana, dia diajak ke salah satu kontrakan, di Pondok Ranji.

Tak berselang lama, mereka yang berbonceng tiga langsung ke sebuah tempat di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di tempat itu, ternyata terdapat 7 sampai 10 orang pria yang sedang mabuk.

"Aku takut. Satu namanya Alwi, dan Rian. Di dalam kontrakan itu ada sekira 10 orang. Mabuk semua. Saya dikasih minum ciu (arak), dipaksa minum. Tangan saya dipegangin dari belakang," ungkapnya.

M pun mengaku tidak kuat dan hendak kabur dari tempat itu. Tidak hanya dicekoki miras jenis ciu, M juga dipaksa mengisap tembakau sintetis. Setelah mabuk, dia di rudapaksa secara bergiliran.

"Saat itu, aku mau kabur. Saya di rumah itu dari Isya sampai jam 3 pagi. Setelah aku mabuk, dia memperkosa aku secara bergantian. Yang pertama Alwi. Semua yang ada disitu melakukan," ujarnya.

Dikatakan M, pelaku pemerkosaan rata-rata memakai seragam kaus cuci steam Yellow Steam yang berada dekat kontrakan itu. Diduga, para pelaku itu merupakan pegawai cuci steam di sana.

Jam 3 pagi, M dibawa oleh seorang pria yang ada di kontrakan itu keluar. Dia mengaku kasihan dengan M dan akan mengantarkan ke rumahnya. Tetapi, M menolak dan diantar ke Situ Gintung. Dari Situ Gintung, M tidak lantas pulang. Dia langsung ke Pamulang dengan berjalan kaki. Di sana, dia sampai jam 2 pagi dan bertemu juru parkir. Wajahnya tampak pucat dan badannya lemas.

"Jadi setelah itu, jam 3 pagi aku dianterin ke Situ Gintung. Dari Situ Gintung aku ke Pamulang. Takut, mau pulang takut. Keadaan aku kayak gini," paparnya. 


Tak Ditanggapi Petugas

Ahmad Alif (21), juru parkir di Jalan Siliwangi, Pamulang mengatakan, saat itu M terlihat berjalan di tengah jalan dan tiba-tiba sempoyongan, lalu pingsan.

"Waktu saya lagi markir, sekitar jam 2-an, dia datang wajahnya pucat. Lama dia berdiri di tengah, saya tanya dari mana, katanya dari BSD," ujar Alif di lokasi, Senin (12/7/2021).

Menurut Alif, pertemuan itu terjadi pada Jumat 9 Juli 2021. Lalu, M pulang. Besoknya, pada Sabtu 10 Juli 2021, gadis putus sekolah ini datang lagi ke parkiran di Jalan Siliwangi, Pamulang.

"Jadi kayak orang linglung. Setelah itu dia bingung mau dibawa ke mana, katanya dia pulang ke Situ Gintung. Lalu dia dateng lagi, di tengah jalan tiba-tiba jatuh pingsan," sambung Alif.

Ketua Karang Taruna Pondok Benda, Rico Tampati (38) menambahkan, saat itu dirinya dibangunkan oleh Alif. Dia merupakan pemuda rantau anggota dari Karang Taruna Pondok Benda.

"Jadi dia pingsannya pas di pinggir Jalan Siliwangi, depan pecel ayam dekat pertigaan. Dia ditemukan pingsan jam 2 pagi. Malam Sabtu kemarin," jelasnya.

Tidak tega melihat gadis itu tampak sangat lemas, dia lalu membawa M ke rumahnya yang berbeda tidak jauh dari lokasi. Di rumah ini, M sudah berada selama tiga hari menginap dan istirahat.

"Saat itu, saya membawa dia ke rumah untuk istirahat. Selama dua hari dia di rumah, semangatnya sudah mulai kembali. Malam Minggu, dia cerita lalu aku bawa ke Polres Tangsel," paparnya.

Sayang, saat di Polres Tangsel, Rico dan M tidak ditanggapi oleh petugas. Bahkan, selama dua jam bolak-balik ke ruang Reskrim, dirinya tidak ditemui oleh seorang petugas pun.

"Saya mau membuat laporan. Ternyata tidak ditanggapi. Sama petugas diarahken ke Reskrim, tapi di sana malah tidak ada tanggapan. Di sana saya 2 jam. Akhirnya pulang lagi," ucapnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network