Kata Dedi, pada tahun 2022 Bangka Belitung tercatat melakukan eksport udang sebanyak 20 ribu ton. Namun terjadi penurunan jumlah pada 2023 dikarenakan sebanyak lokasi tambak udang tutup dari 180 tambak disebabkan penyakit yang membuat petani udang mengalami gagal panen.
Pelepasan 600 Induk Udang pasca masa karantina ikan berbasis cara karantina ikan yang baik grade A digelar oleh CV Sumber Hatchery Bangka (SHB) Rabu (5/7/2023) di Dusun Tuing, Bangka. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Maulana.
"2022 pengiriman udang 20 ribu ton. 2023 menurun karena dari 180 tambak udang sebagian lokasi banyak yang tutup gagal panen karena penyakit. Harapan kita dari sumber bibit kesehatannya dapat kita maka pantau dari produksi udang. Dan dapat memenuhi target Babel yang sebelumnya hanya 1 persen menjadi 5 -10 persen," katanya.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ir. Pamuji Lestari, M.Sc mengapresiasi inisiasi dari pihak swasta melakukan perkembangan induk udang vaname. Menurutnya udang vaname masih menjadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengembangan sektor budidaya dan berdasarkan penilaian CV SHB sangat konsen dalam memenuhi kriteria karantina ikan yang baik sehingga menempuh grade A.
"Kami dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, dari BKPIM menyambut baik inisiasi dari swasta utk bersama sama kami melakukan perkembangan induk udang vaname. Karena udang vaname ini terutama merupakan salah satu prioritas KKP untuk Pengembangan sektor budidaya dan memang saya lihat dari SHB sangat luar biasa karena sudah memenuhi kriteria kami dari cara karantina ikan yang baik bahkan menempuh grade A." kata Pamuji.
Editor : Muri Setiawan