WASHINGTON, Lintasbabel.iNews.id - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov menuding Ukraina sedang mempersiapkan serangan invasi ke wilayah teritorial Rusia dengan dukungan data yang dipasok oleh AS.
Dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS, Anatoly mempertanyakan misi penerbangan rutin yang dilalukan drone/UAV jenis MQ-9 Reaper di kawasan Laut Hitam, dekat wilayah perbatasan Rusia.
Menurut Anatoly, keterangan yang disampaikan oleh Koordinator Dewan Keamanan untuk Komunikasi Strategis AS, John Kirby terkait aktifitas drone Reaper AS di wilayah tersebut sangat meragukan.
Sebelumnya John Kirby menyebutkan bahwa drone AS yang terlibat insiden dengan jet tempur SU-27 Rusia itu, tengah menjalankan misi penerbangan rutin. Akibat insiden yang terjadi Selasa petang (14/3/2023) ini, drone senilai Rp480 miliar itu hilang kendali dan jatuh ke laut setelah mengalami benturan berakibat kerusakan pada propellernya.
"Apa yang mereka lakukan ribuan mil jauhnya dari Amerika Serikat? Jawabannya jelas - mereka mengumpulkan intelijen yang kemudian digunakan oleh rezim Kiev untuk menyerang angkatan bersenjata dan wilayah kami," kata Antonov.
Dijelaskan Anatoly, Rusia patut mewaspadai upaya spionase yang mengancam posisi militer dan teritorial Rusia, terlebih drone yang dijatuhkan oleh jet tempur Rusia tersebut merupakan jenis drone tempur milter yang memiliki kemampuan serang, sehingga dapat dianggap sebagai ancaman langsung.
"Kami menganggap tindakan apa pun yang melibatkan penggunaan senjata dan peralatan militer Amerika sebagai tindakan bermusuhan secara terbuka," kata Anatoly Antonov.
Lebih lanjut Anatoly menambahkan, situasi yang terjadi di Ukraina saat ini juga tidak terlepas dari peran AS. Sebagai buktinya, AS sudah memgirimkan persenjataan senilai lebih dari 33 Milyar USD untuk mempersenjatai pasukan Ukraina.
"Pikirkan saja angka ini! Sangat jelas bahwa Amerika Serikat yang memimpin situasi ke eskalasi yang disengaja yang penuh dengan konflik bersenjata langsung," kata Anatoly Antonov.
Meski demikian, Anatoly mengaku bahwa Rusia tidak pernah menutup pintu diplomasi dengan pihak manapun termasuk negara-negara Barat dan Amerika Serikat.
“Kami percaya bahwa jalur komunikasi harus tetap terbuka. Rusia tidak mencari konfrontasi dan mendukung kerja sama pragmatis untuk kepentingan rakyat negara kami,”kata Anatoly.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait